Opini

Bata Peradaban

3:16 PM zakiul fahmi van jailani van hamzah van abdullah 0 Comments

   Suatu ketika terdapat 3 orang sedang menyusun batu bata Mereka masing-masing. Ketika ditanya pada orang pertama, apa yang sedang Anda buat? Saya sedang menyusun batu bata, jawabnya. Pada orang kedua ditanya pula, sedang apa Anda? Dia kemudian menjawab : Sedang membuat rumah. Namun berbeda dengan orang ketiga ketika ditanya pada pertanyaan yang sama, maka jawabannya adalah : Saya sedang membangun sebuah peradaban.

   Menarik melihat visi dari ketiga orang tersebut. Ada yang hidup ini hanyalah untuk mencari kerja, makan dan berusaha untuk tidak mati kelaparan.


 Ada pula yang menjalani hidupnya agar mapan, sehingga anak dan istrinya tidak terlantar, mendapat pendidikan yang layak sehingga anaknya di kemudian hari hidup sepertinya pula, tidak malu kepada masyarakat karena tidak bisa seperti Ayahnya yang tidak membiarkannya hidup terlantar dan mati kelaparan.
   Tapi hidup bukan sekedar itu. Hidup di dunia ini adalah sebagai tiket untuk menuju ke dunia yang lain. Hanya untuk beribadah kepada-Ku, titah Allah dalam Adz Dzariyat : 56. Namun jangan berpikir sempit ibadah hanyalah ritual sujud, ruku dan salam belaka. Ibadah adalah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai Allah dari perkataan dan perbuatan baik yang bersifat dhahir ataupun yang batin, tulis Ibnu Taimiyah dalam Al - Ubudiah.
    Maka bangun tidur adalah ibadah, jika niatnya karena Allah, untuk memulai pagi dengan bersyukur kepadanya di masjid, shubuh berjamaah. Sikat gigi adalah ibadah, karena mengikuti sunnah Habibullah, yang di kasihi Allah, rahmat-Nya bagi seluruh alam. Memakai baju yang bagus karena menerapkan hadits kebersihan adalah sebagian dari iman. Berjalan dan memindahkan duri dari jalan, adalah ibadah karena menghindarkan orang dari tersakiti, tentunya mengharap ridha Allah atas perbuatannya.
   Kuncinya adalah niat. Dari niat, orang shalat saja dapat dianggap tidak menyembah Allah, melainkan dinaggap mencari perhatian wanita, mengharap pujian masyarakat, atau terpaksa. Orang yang pertama masuk surga nanti di akhirat adalah orang yang mati syahid, namun karena niatnya hanya untuk dikatakan pemberani, bukan untuk mendapat ridha Allah, maka Allah mencampakkan dia ke neraka. Maka niat adalah menjadi penting bagi setiap pekerjaan Kita di dunia ini.

MENYUSUN BATA di KAMPUS
     Mereka yang menyusun bata untuk membangun sebuah peradaban lah yang akan dikenang sepanjang masa. Membangun peradaban usah menjadi pemimpin, cukup visioner sepertinya. Peradaban bisa dibangun oleh siapa saja. Oleh Bilal, budak berkulit hitam pertama yang menjadi mu'adzin resmi dalam Islam. Oleh Daud, anak kecil yang menginspirasi sejarah manusia selama berabad-abad akan ketapel sepelenya yang melubangi jidad Jalut. Dunia mengenangnya dalam istilah David vs Goliath. Peradaban pula boleh dibangun oleh orang-orang berkebutuhan khusus. Hellen Keller adalah contohnya., seorang buta tuli penulis 12 buku dan penutur bahasa Perancis, Jerman, Yunani dan Latin.
   Membangun peradaban merujuk dari nasehat AA Gym sebaiknya dilakukan mulai dari diri sendiri, mulai dari yang paling kecil dan mulailah dari sekarang.Tanpa kesadaran individu, tidak mungkin roda peradaban akan berjalan.

   Mahasiswa berperan penting dalam menjalankan roda peradaban ini. Mahasiswa Indonesia dengan gelarnya sebagai 'agent of change' telah berhasil membawa Indonesia ke alam yang lebih terbuka dalam balutan demokrasi lepas dari belenggu pemerintahan otokrasi Soeharto. Konon, Indonesia disebut sebagai surga demokrasi dan telah membuat kagum seorang perdana menteri Jerman, Angela Merkel. Sebuah peradaban yang berjalan selama 10 tahun ini telah membawa Indonesia ke arah yang lebih baik, dan mahasiswa adalah sektor kunci dari proses itu.
   Namun, Indonesia belum sampai ke garis finish. Tingkat kemiskinan masih tinggi, nilai tukar rupiah masih kalah jauh terhadap dolar, pangan masih harus impor, korupsi merajalela, dan segudang masalah lainnya. Itu adalah panggilan terhadap mahasiswa untuk berbenah sekali lagi membawa perubahan terhadap Indonesia.
   Mahasiswa kuliah bukan untuk mengejar nilai, tapi ilmu. Itulah yang menghindarkan pola pikir mahasiswa dari kuliah untuk mengejar nilai, lulus kuliah, menjadi pegawai negeri, dan hidup kaya. Namun mahasiswa lebih dari itu, mahasiswa mengejar ilmu agar bisa menjadi manfaat dan solusi bagi bangsa.
   Mahasiswa dan pemuda, adalah kunci dari perubahan bangsa, seperti yang terlihat beberapa waktu yang lalu di dalam peristiwa Arab Spring. Sekali lagi seharusnya mahasiswa menjadi pembawa perubahan bagi Indonesia. Jika sampai waktunya, semoga Kita semua siap untuk berkorban.

You Might Also Like

0 comments: