Merdeka Informasi

12:03 AM zakiul fahmi van jailani van hamzah van abdullah 0 Comments

Sebagai pengguna smartphone, saya seringkali terheran-heran. Mengapa ya orang-orang pada gila dengan alat canggih yang satu ini? Sampai-sampai Saya yang baru beberapa bulan lalu mengalami musibah kejatuhan hape di jalan, tidak beberapa lama kemudian entah darimana pokoknya harus ada uang secepat mungkin untuk mengganti hape yang hilang tersebut. Padahal, jika harga hape pertama dan hape yang sekarang digabungkan, nilainya bisa mencapai 4 juta lho. Kok bisa ya?
Mungkin teman-teman yang lain juga pernah merasakan hal yang serupa. Selama ini Anda tidak punya cukup uang untuk bahkan jalan-jalan keluar kota dengan teman-teman (Ini khusus untuk kasus mahasiswa dengan orang tua berpenghasilan pas-pasan ya ...). Tapi jika sudah kepincut dengan iklan sebuah merek hape, dukun pun bertindak.
Iya kaleee ...
Yang pasti tidak perlu ditanya lagi, pasti Anda akan berusaha sekeras mungkin mengumpulkan uang demi membeli hape itu. Apakah itu harus menyisihkan uang jajan dari orangtua, atau harus bekerja lembur setiap malam jaga warnet di samping kos-kosan (SemangKa ... Semangat Kakak ... ).
Ternyata guys, (Mulai serius ne ... -___- ) tingkat konsumtif Kita masyarakat Indonesia terhadap perangkat canggih seperti hape itu berasal dari perpaduan antara budaya internet Kita yang juga lagi booming di Indonesia terutama budaya ber internet ria di situs sosial media berbanding lurus dengan kesejahteraan ekonomi kalangan menengah yang juga lagi meledak. Jadi, kalo rumusnya disederhanakan :
(Gila gadget) = (Budaya ber internet di sosmed) X (Kesejahteraan ekonomi)
Sekarang coba lihat datanya guys, biar jangan dikira Saya bohong gitu khan. Dalam laporan NIELSEN(tanya sama mbah google ya siapa mas NIELSEN itu), diantara negara Asia Tenggara, hanya Indonesia yang empat dari lima aktivitas online – nya semuanya berhubungan dengan sosial media. Terus dari data SEMIOCAST (tanya sama mbah google lagi ya ... hehehe ... Sori mbah ditanyain terus ...), Jakarta ibukota negara Kita yang tercinta itu adalah kota paling ribut di Twitter se dunia. Kemudian Bandung juga termasuk yang paling ribut di Twitter tepatnya duduk manis di peringkat 6. Jangan berpikiran aneh dulu, Ini hal yang positif lho guys. Bayangkan jika Indonesia itu paling ribut di salahsatu dari dua situs sosial media terbesar di dunia, Kita dapat dengan mudah mempromosikan Indonesia mulai dari budaya seni, film, hingga produk buatan dalam negeri ke seluruh dunia tanpa harus mengeluarkan biaya keliling dunia. (Horeeee ... Plok ... Plok ... Plok ...).
Ini serius lho guys. (Coba deh serius dulu) Dalam laporan Uni Telekomunikasi Internasional, pengguna telepon genggam dengan akses internet mencakup 29,5% dari seluruh penduduk dunia. Jika seluruh penduduk bumi saat ini semuanya berjumlah 7,1 miliar jiwa, itu berarti sepertiga penduduk bumi atau 2 miliar jiwa mengakses informasi melalui telepon genggam (Beuh ...). Tau gak itu artinya apa? Itu artinya ada 2 miliar pasang mata yang dapat Kita promosikan barang-barang buatan Indonesia bro. Kalo mau jual kerupuk seharga Rp.100 per bungkus saja, terus di promosikan melalui sosial media. Terus kalau saja setengah dari 2 miliar pasang mata itu tertarik terus mau membeli kerupuk Kita, kalian dijamin kaya mendadak guys. Tinggal di hitung aja :
Rp. 100.000.000.000 = Rp.100 x 1.000.000.000 pengguna internet melalui hape
Tau gak cara baca angka diatas? Seratus miliar rupiah. Benar? Pinter ... Selamat...  Anda telah menjadi juragan kerupuk dunia. Go Internasional nih yeee ... hehehe. Kayak AgnesMo aja lu.

Awan Hitam Bernama Internet
            Guys, di atas langit budaya internet di Indonesia, ternyata ada awan hitam berarak-arak yang menggelayuti. Tentu semua tahu khan kalau internet disebut juga dengan dunia virtual. Nah itu artinya, dunia virtual adalah dunia yang tidak nyata dan dibangun atas dasar angan-angan dan imajinasi manusia. Jika di dunia nyata Kita ada yang namanya negara, kemudian muncul batas-batas negara, diterapkannya aturan-aturan dan undang-undang. Maka di dunia virtual hal semacam itu nyaris tidak ada. Setiap individu ber status pengguna internet bebas melakukan apa saja di internet. Hampir semua hal yang ingin di perlihatkan maka sah-sah saja untuk di tampakkan di internet. Makanya, internet itu nilainya juga sama seperti pisau bermata dua. Ia akan berguna jika digunakan dengan tepat, namun tidak sungkan juga bisa membunuh penggunanya. Membunuh karakter, adab, nilai-nilai, hingga pandangan seseorang terhadap dunia.
            Kabar baiknya guys, masyarakat Indonesia patut bangga dengan pemerintah Kita karena di bawah kementrian Departemen Komunikasi dan Informasi, Mereka telah bersusah payah memblokir situs pornografi. Dan pornografi itu merupakan salahsatu wujud dari penggunaan pisau yang salah di internet yang berdampak buruk. Pun begitu, filterisasi oleh Depkominfo dibawah pimpinan menteri Tifatul Sembiring ini tidak lah cukup mengingat manusia memiliki seribu jalan untuk mencapai tujuannya. Istilahnya ya guys : banyak jalan menuju Roma. Hehehe. Maka oleh itu memang filter yang paling sempurna itu adalah dari diri manusia itu sendiri. Sehingga walau berjuta-juta konten yang merusak terpampang di depan Kita, tapi jika batin Kita menolak, ya konten itu tidak akan pernah ter akses.
            Selain pornografi dan konten lain yang merusak, ada juga wilayah abu-abu yang berada diantara konten-konten yang merusak dan yang berguna. Wilayah abu-abu ini menyediakan konten-konten netral yang tidak merusak juga tidak terlalu berguna. Misalkan saja sosial media. Namun jika digunakan tidak berimbang dan berlebihan, konten yang berada di dalam wilayah abu-abu ini menjurus kepada hal yang sia-sia.
Masyarakat indonesia terutama remaja sebagai pengakses internet terbanyak di Indonesia masih belum bisa memilah aktivitas mana saja yang bermanfaat dilakukan di internet. Aktivitas internet yang seharusnya dipergunakan sebaik-baiknya untuk menunjang aktivitas akademik berganti dengan aktivitas membuang-buang waktu seperti chatting dan lain sebagainya. Tidak ada yang salah dengan chatting dan sosial media. Namun, penggunaanya sering tidak berimbang sehingga kegiatan sia-sia lebih sering dilakukan. Nah sekarang, mari Kita mulai dari diri Kita sendiri untuk menggunakan internet sebaik-baiknya ya guys. Jangan asyik chatting-an mulu.

Internet Bagi Pendidikan
Sebenarnya, ada hal lain yang bisa Kita manfaatkan dari fenomena budaya internet di Indonesia yang lagi marak saat ini. Sebut saja pendidikan. Apalagi guys, pendidikan selama ini kan kesannya mahal tuh. Terus, pendidikan juga biasanya adalah barang mewah yang hanya diperuntukkan bagi masyarakat yang berpenghasilan saja. Kemudian, pendidikan lebih banyak tersedia di perkotaan dan jarang bisa diakses oleh masyarakat pelosok. Nah, dengan internet, terlebih internet yang dapat diakses melalui perangkat portable seperti telepon genggam atau smartphone, wajah pendidikan Indonesia bisa di operasi plastik guys. Hehehe ... Bukan di make up lho ... seperti yang biasa dilakukan oleh pejabat pemerintah Kita selama ini.
            Pendidikan sendiri, berperan sangat penting bagi kemajuan bangsa dan negara yang baik dan modal utama penggerak ekonomi bangsa. Sering familiar gak sih dengan istilah knowledge based economy? Istilah ini sering muncul di media berita dan menjadi perhatian khusus dari pemimpin bangsa ini. Selain itu, kesuksesan sebuah negara saat bersaing dalam ekonomi global yang ketat itu bergantung sekali kepada level pendidikan pekerjanya. Intinya nih teman-teman sekalian, pendidikan itu sangat penting.
Nah, karena pendidikan itu sangat penting tapi pendidikan di Indonesia sendiri masih memiliki banyak rapor merah, internet bisa menjadi alternatif untuk menciptakan pendidikan gratis, mudah didapat, serta berpihak pada masyarakat kelas bawah. Kenapa harus pendidikan berbasis internet? Cekidot guys :
1.      Internet dapat memfasilitasi pertukaran informasi antar individu tidak hanya dalam satu negara bahkan dengan seluruh pengguna internet di seluruh dunia.
2.      Internet juga memberikan akses kepada banyak konten-konten penting yang tersedia dalam bahasa asing dari seluruh dunia sehingga menambah dinamika berpikir pelajar.
3.      Pendidikan formal dalam ruang kelas dinding empat tergantikan dengan internet yang menjadikan seluruh dunia tanpa batas-batas dinding.
4.      30 sampai 45 pelajar dalam satu kelas di sekolah menjadi 2,4 miliar pengguna internet dunia.
5.      Buku-buku pustaka yang terbatas pengetahuannya serta mahal dan berat di pikul dengan ransel bisa didapatkan secara mudah, gratis dan berlimpah di pustaka-pustaka online.
6.      Internet menjadikan para pengajar sebagai fasilitator ilmu ketimbang menjadi penyedia ilmu.
Nah, sudah jelas kan mengapa pendidikan berbasis internet lebih unggul dibandingkan dengan pendidikan tradisional. Internet jelas telah terbukti dapat menutupi kekurangan fisik yang dimiliki pendidikan formal.
Nantinya guys, pendidikan Indonesia akan memiliki sebuah metode pendidikan baru yang terbuka, fleksibel, up to date, dan interaktif. Teknologi dan alat komunikasi berbasis website yang menunjang kolaborasi dan partisipasi aktif para pelajar membuat batasan-batasan antara pendidikan formal dan non-formal akan terhapus. Hal-hal yang tidak mungkin selama ini seperti halnya pendidikan jarak jauh, kerjasama virtual, komunitas belajar online dan akses ke sumber daya dan database yang luas tak terbatas akan terwujudkan. Itulah beberapa kemungkinan yang ditawarkan internet untuk perkembangan pendidikan di Indonesia.Asyik bener khan ...
Model pendidikan ini akan memberikan akses tidak terbatas tanpa membedakan jenis kelamin, tak terbatas ruang, tak terhalang status sosial-ekonomi dan latar belakang etnis serta tidak menghalangi Mereka yang sakit ataupun cacat untuk mengecap pendidikan tingkat tinggi.
           
Pendidikan dan Smartphone
Dengan perkembangan budaya internet dan meledaknya animo masyarakat Indonesia terhadap smartphone, Indonesia dengan mudah dapat mengawinkan keduanya untuk keperluan pendidikan. Hal itu bukanlah sesuatu yang mustahil mengingat beberapa negara juga sudah berhasil melakukannya.
Berikut adalah beberapa contoh penunjang pendidikan berbasis smartphone yang terhubung dengan internet maupun tidak yang sudah pernah diterapkan oleh negara-negara di dunia :
1.      Pakistan memanfaatkan SMS atau pesan singkat untuk memerangi buta aksara di negara Mereka.
2.      Program Dr. Math On Mxit yang mengajarkan matematika kepada pelajar Afrika melalui pesan singkat pula.
3.      Republik Korea Selatan mencanangkan program 5 tahun semenjak 2011 hingga 2016 untuk mengubah semua pelajaran yang tertera di buku cetak menjadi buku elektronik agar para pelajar yang tidak memiliki cukup dana dapat mendapat buku elektronik yang murah bahkan gratis.
4.      Di Ghana, sebuah aplikasi berbasis sistem operasi android dikembangkan untuk menangkap dan menampilkan data-data yang berkaitan dengan sekolah dan fasilitas-fasiltas di sekitarnya. Aplikasi ini dapat menunjang perencanaan pendidikan di tempat-tempat terpencil di seluruh negeri.
5.      Nigeria baru-baru ini telah meluncurkan salahsatu kampanye proyek pengentasan kemiskinan ter ambisius di dunia. Proyek ini melibatkan website dan aplikasi berbasis sistem operasi Android guna mengumpulkan, mengolah dan menampilkan kumpulan data dari profil seluruh sekolah di negara tersebut seperti kondisi fisik sekolah, kelengkapan infrastruktur, jumlah guru, ketersediaan alat bantu ajar serta buku pada setiap sekolah hingga sampai data tentang ketersediaan air minum bersih terdekat  di sekitar sekolah.

Merdeka Informasi
            Untuk mendukung kemerdekaan informasi yang memudahkan pendidikan bagi 240 juta masyarakat Indonesia, pemerintah Indonesia melalui perusahaan telekomunikasi terbesarnya yaitu Telkomsel memiliki cita-citanya tersendiri yaitu broadbanding the country. Artinya adalah menghubungkan Indonesia yang luas ini melalui jaringan internet berkecepatan tingkat tinggi yang dapat di akses melalui perangkat teknologi dimana saja di setiap jengkal kepulauan Indonesia.
            Namun, jalan terjal menghubungkan seluruh Indonesia melalui internet masih sangatlah jauh. Tengok saja laporan komisi broadband internasional, Indonesia menduduki peringkat ke 110 dengan penetrasi broadband sebesar hanya 1,1 persen saja. Ini membuat Kita ketinggalan lima tahun ke belakang dengan negara-negara lainnya di dunia.
Tapi jangan bersedih guys, karena usaha itu semakin hari semakin ditingkatkan. Salahsatu keseriusan pemerintah adalah dengan menggelar program Indonesia Digital Network atau disingkat IDN. IDN ini sendiri terbagi lagi menjadi beberapa program yaitu Indonesia Digital Ring, Indonesia Digital Acces serta Indonesia Digital Convergence. Nantinya program yang diharapkan rampung pada tahun 2015 ini akan menghubungkan Indonesia mulai dari Sumatera sampai Papua sejauh lebih dari 26 ribu kilometer.
Dengan berbagai upaya ini, semoga pendidikan Indonesia dapat merdeka dari kungkungan model pembelajaran tradisional yang bermasalah dan terlalu mahal bagi masyarakat kelas bawah. Dengan begitu, pendidikan Indonesia akan kembali ke fungsi dasarnya selama ini yaitu memerdekakan manusia. Semoga Indonesia dapat maju dan bangkit berdiri sejajar dengan negara-negara maju lainnya di dunia ini dan dapat ber konstribusi memperbaiki dunia menjadi tempat yang lebih baik lagi. Amiiinnn ...
Wassalam ...

You Might Also Like

0 comments: