MENYONGSONG GENERASI LANGIT BIRU KIDS JAMAN NOW

7:59 AM zakiul fahmi van jailani van hamzah van abdullah 0 Comments

Guys¸ sadar gak sih kalo kota-kota di Indonesia kualitas udaranya buruk bahkan merusak kesehatan? Lihat saja laporan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di tahun 2016 yang menempatkan Jakarta dan Bandung sebagai bagian dari sepuluh kota dengan pencemaran udara terburuk di Asia Tenggara.

Makanya jangan heran deh, banyak kids jaman now yang hidup di kota-kota besar dengan mudah sekali terkena sakit kepala dan iritasi saluran pernapasan. Faktor lain mungkin kebanyakan makan micin kali ya. Hehe. Kalo dibiarkan lama-lama begini, bisa-bisa menyebabkan penyakit kronis mulai dari kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronis (PPOK), jantung, stroke, hingga kematian dini. Hiiiii, serem!
Guess what! Tau gak siapa dalang utama dari pencemaran udara di lingkungan kita? Eng Ing Eng .... Yap, benar sekali! Tak lain dan tak bukan, sumber utamanya adalah komponen gas dan partikel yang di hasilkan oleh kendaraan bermotor. Terus, solusinya bagaimana dong? Jangan naik sepeda motor dan mobil lagi? Ide bagus sih, tapi itu mustahil guys. Transportasi bermotor kan ibarat nyawa bagi masyarakat Indonesia. So, mustahil menghilangkan kebiasaan masyarakat Indonesia untuk naik motor dan mobil. Salah satu solusi bertahap yang bisa dilakukan adalah dengan meminimalkan dampak buruk yang dihasilkan oleh bahan bakar yang digunakan oleh kendaraan bermotor tersebut.
Nah, itulah salah satu fungsi dari perusahaan energi negara Indonesia yang bernama Pertamina. Om-om dan tante-tante di perusahaan ini capek mikirin gimana caranya meningkatkan mobilitas kids jaman now yang super kreatif semakin tinggi, namun kualitas udara di kota kita juga semakin membaik. Sudah pada tau belum kalo upaya ini sedang dilaksanakan? Kalo belum, ayo kita simak bersama-sama.

PLBC
Ketika kamu datang ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), perhatiin gak sih kalo kamu sebenarnya diberikan beberapa pilihan mau membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) yang mana? Mulai dari yang murah sampai yang mahal. Bahkan, masyarakat diberi kebebasan untuk memilih SPBU yang variatif pula, baik kepunyaan negeri sendiri maupun SPBU dari perusahaan negara lain, dengan variasi harga yang berbeda pula. Kok beda-beda ya? Jawabannya adalah karena setiap BBM yang ditawarkan tersebut memiliki tingkat oktan yang berbeda-beda.
Oktan sendiri adalah senyawa kimia yang menentukan kualitas sebuah tipe bahan bakar (bensin). Semakin tinggi angka oktan suatu jenis BBM, semakin baik bagi mesin kendaraan dan semakin kecil pula dampak buruk yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan kendaraan bagi lingkungan. Nilai oktan sebuah BBM disebut RON (Research Octane Number). Lazimnya masyarakat mengetahui BBM jenis premium (RON 88), pertalite (RON 90), pertamax (RON 92) dan pertamax plus (95). Oh iya, satu lagi : semakin tinggi nilai oktan suatu jenis BBM, berimbas pada semakin tinggi pula harganya. Hehe.

Sayangnya, tidak semudah itu membuat BBM ber oktan tinggi (HOMC). Konsumsi BBM yang banyak digunakan oleh masyarakat selama ini adalah BBM premium. Namun, kualitas BBM premium ini sudah ketinggalan zaman serta tidak ramah lingkungan. Pemerintah sendiri melalui Pertamina sebenarnya mampu memproduksi BBM berkualitas seperti pertamax. Namun sayangnya, kilang-kilang Pertamina di seluruh negeri belum bisa memenuhi permintaan pasar dalam negeri. Belum lagi mengingat laju konsumsi rata-rata BBM nasional terus meningkat sebesar 4% per tahun maka jadilah sebagian dari permintaan BBM pertamax ini harus diimpor dari luar negeri. Kalo sudah diimpor, ya jelas menelan dana yang sangat banyak. Sayang banget, padahal Indonesia adalah negeri kolam susu yang tenggelam dalam sumber energi, eh kok masih harus menggantungkan kedaulatan energinya pada bangsa lain. Ugh... Geram banget kan.
Tapi don’t worry lagi, be happy lah, karena Pertamina telah mengupayakan kualitas udara kita menjadi lebih baik yang diproyeksikan melalui Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC). Proyek pertamina ini bertujuan untuk mengupdate kualitas BBM kita dengan cara memproduksi bensin dengan nilai oktan yang tinggi sehingga lingkungan Indonesia semakin baik. PLBC sendiri diproyeksikan dapat meningkatkan BBM beroktan tinggi berkualitas setara EURO IV, standar emisi Uni Eropa. Dengan demikian, devisa negara yang terbakar percuma untuk membeli BBM impor, dapat dipergunakan untuk sektor lain, misalkan memberikan beasiswa kepada blogger-blogger kere seperti saya. hehe
Untk menjaga visi Pertamina sebagai World Clas Energy Company, PLBC juga mempunyai peran penting karena menjadi salah satu mata rantai bisnis hilir Pertamina. PLBC diproyeksikan akan mampu menambah produksi BBM yang sebelumnya hanya 41 juta KL menjadi 66,7 KL setiap tahunnya. Pun begitu, PLBC tidak serta merta mampu menghilangkan kebutuhan impor BBM ber oktan tinggi (HOMC). Oleh karenanya, diversifikasi pemakaian bensin masih diperlukan yaitu dengan cara meningkatkan pemakaian BBG oleh masyarakat/kendaraan umum.

Kesehatan versus Keuangan
Well, pada akhirnya kita sebagai generasi kids jaman now harus sadar bahwa selain micin, ternyata ada banyak hal lain yang bisa membuat kita mati mendadak. Salah satunya adalah udara yang kita hirup ini. Jujur aja, kita memang lebih memilih produk-produk murah bahkan gratis sekalipun. Tapi, apa salahnya mengeluarkan dana lebih besar untuk memiliki produk yang ramah lingkungan dan pada akhirnya tidak membahayakan kesehatan. Begitu juga dengan pemerintah melalui Pertamina nya, produksilah BBM yang berkualitas meskipun menelan banyak dana. Toh kalo udah sakit, tentu dana yang dikeluarkan lebih banyak kan? Mikir! (Kalo kata Cak Lontong). Salam lemper.

0 comments: