Humaniora dan Sains,

Hu Jintao : Dibalik semua kisah hebat bangsa China saat ini

4:41 PM zakiul fahmi van jailani van hamzah van abdullah 2 Comments

  
Hu JIntao, dan tak banyak orang yang mengenalnya layaknya mengenal Obama atau Ahmadinejad.
    Dalam buku Belajar Dari China karya I Wibowo, banyak sekali hal-hal yang dinilai tidak pantas seorang Hu Jintao menjadi presiden bagi bangsa sebesar bangsa China. Hu Jintao lahir pada tahun 1942, Ia dicurigai memiliki darah dari golongan kanan sehingga Ia sebenarnya susah diterima di universitas Qinhua(tempat yang memuluskannya menjadi presiden kelak) karena pada saat Ia diterima di universitas Qinhua, China sedang digalakkannya kampanye "anti kanan". Namun, semua hal bisa terjadi dan dia dengan mudah melanggeng ke universitas penghasil pejabat-pejabat pemerintah nomor satu di China.
    Hal yang kedua, Hu Jintao adalah seorang sarjana teknokrat bidang teknik hidrolik. Ia adalah seorang sarjana teknik yang menguasai ilmu sosial dan politik. Ini artinya berbeda dengan pemimpin-pemimpin dunia lainnya yang notabenenya berlatar belakang sarjana bidang ilmu sosial. Obama sarjana Hukum, Julia Gillard (PM Australia) sarjana hukum, nicholas sarkozy (presiden perancis) sarjana hukum, Silvio Berlusconi (PM Italia) sarjana hukum, SBY Master Manajemen dan Doktor Pertanian, David Cameron (PM Inggris) sarjana politik, dan masih banyak lagi.
    Ketiga, wilayah yang pernah menjadi permainan politiknya adalah wilayah-wilayah yang tidak terlalu 'wah', dan memiliki masyarakat yang 'wah' pula. Ia menjabat sekretaris partai di Guizhou kemudian menjadi skretaris di wilayah Tibet. Guizhou sendiri adalah salahsatu provinsi termiskin di China dan kemudian Tibet yang sampai hari ini masih tidak jelas penyelesaiannya. Setelah revolusi kebudayaan selesai, Ia juga ditugaskan ke provinsi Gansu, lagi-lagi salsahtu provinsi ter miskin di China. Dari tiga contoh ini, jelaslah tidak ada yang terlalu mengesankan yang diperbuat pria ini. Kecuali satu, tidak mengeluh dan tekun dalam tugas.
    Keempat, ketika Ia di angkat menjadi sekretaris jenderal Partai Komunis CHina (PKC, partai tunggal
pemegang kekuasaan China. Menjadi pemimpin d
i dalam partai ini merupakan calon menjadi pemegang kekuasaan penuh atas militer dan calon menjadi presiden), Komite Harian Politbiro (kekuasaan tertinggi ada pada dewan komite ini bersama dengan sekjen PKC), yang Ia bawahi dipenuhi oleh antek-antek presiden China terdahulu, sehingga tidak mudah baginya untuk melesat menjadi Presiden dengan langgeng.
   Tapi, semua tantangan itu kini dibuktikan dengan dirinya menjadi presiden China yang sukses. Selama kepemimpinannya, Ia sukses membawa China menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua setelah Amerika serikat. Padahal, China masih ber status negara berkembang. Gimana kalau sudah jadi negara maju ya?

You Might Also Like

2 comments: