HISENSE UNTUK INDONESIA

8:31 PM zakiul fahmi van jailani van hamzah van abdullah 0 Comments

Mengutip rencana strategis kementrian komunikasi dan informasi republik Indonesia tahun 2015-2016, secara nasional penerapan teknologi 4G LTE berpotensi meningkatkan pertumbuhan PDB suatu negara sebanyak satu hingga dua persen. Teknologi yang mampu memberikan sensasi download hingga kecepatan 150 Mbps ini sangat dibutuhkan di Indonesia, terutama dalam menyediakan kerangka dan arah dalam mencapai tujuan di bidang bisnis, digitalisasi ekonomi dan komunitas TMT (Teknologi, Media, dan Telekomunikasi) yang cerdas. Indonesia sebagai negara dengan salah satu pengguna internet aktif terbesar di dunia memiliki pelanggan komunikasi mobile hingga mencapai 287 juta pengguna di tahun 2015. Dengan demikian, Indonesia menduduki peringkat ke-4 sebagai lahan basah industri telekomunikasi di dunia.
Jumlah ini akan terus bertambah ke depannya. Ini terlihat dari  kebutuhan akan layanan data di Indonesia yang semakin meningkat seiring berjalannya waktu. Di wilayah perkotaan maupun pedesaan, layanan internet sudah menjadi sebuah kebutuhan yang kian membesar juga. Oleh karena itulah, selain penerapan teknologi dan persiapan payung hukum bagi penyedia layanan komunikasi tersebut, kebermanfaatan 4G LTE akan semakin cepat dirasakan masyarakat luas jika gadget yang mampu menangkap kecepatan teknologi komunikasi generasi keempat ini dapat dijangkau dengan harga yang murah.
            Hisense, adalah salah satu perusahaan produsen ponsel asal negeri tirai bambu yang membantu mendorong perkembangan ekosistem 4G LTE di Indonesia. Bahkan, Hisense adalah satu-satunya perusahaan di Indonesia yang menyediakan perangkat berkemampuan menjalankan teknologi 4G-LTE Advanced.



TEKNOLOGI, KONTRIBUSI dan STRATEGI
Coba tanyakan apa itu Hisense, pada seseorang temanmu. Bisa dipastikan banyak yang tidak bisa menjawab, lantas hanya mengernyitkan dahinya tanda tidak mengerti. Memang nama Hisense tidak lebih populer dibanding nama-nama seperti Samsung, Apple, LG dan lain sebagainya. Tapi untuk sahabat karibnya yang bernama Smartfren, masyarakat Indonesia sudah cukup kenal sebagai penyedia hape murah berkualitas mumpuni. Apalagi, pada tahun 2014 yang lalu, kolaborasi Hisense dan Smartfren berhasil membuat mereka sebagai produsen ponsel terbesar kedua di Indonesia, di bawah Samsung.
Hisense telah sejak lama bekerjasama dengan Smartfren. Kerjasama mereka berbuah penetrasi layanan 4G LTE Advanced yang luas didalam kehidupan digital masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah dengan penggunaan teknologi carrier agregation (CA). Carrier agregation merupakan penggabungan dua frekuensi berbeda agar dapat berjalan bersamaan. Teknologi ini memungkinkan operator untuk memperoleh coverage sinyal yang lebih luas dan juga kecepatan internet yang tinggi. Teknologi hybrid ini diterapkan dalam frekuensi 850 MHz (Frequency Division Duplex/FDD) dan/atau 2.300 MHz (Time Division Duplex/TDD). Dengan teknologi ini, Hisense menggebrak pasar handset Indonesia yang selama ini mendukung salah satu frekuensi saja. Jika hanya menggunakan salah satu frekuensi saja, kecepatan internet mungkin akan tinggi namun akan terasa putus-putus karena coverage-nya yang cenderung sempit. Namun itu tidak terjadi pada handset besutan Hisense karena dapat mendukung frekuensi 2.300 MHz dan 850 MHz. Sehingga handset mereka dapat berjalan secara maksimal. Bahkan smartphone produksi Hisense yaitu Hisense PureShot+ bisa berjalan dan mendukung band jaringan 4G LTE dari semua operator seluler Indonesia. Hisense PureShot+ mendukung FDD Band 2 (1.900 MHz), 3 (1.800 MHz), 5 (850 MHz), 8 (900 MHz); dan TDD band 40 (2.300 MHz).

Produk smartphone terbaru Hisense ini, yaitu Hisense PureShot Plus merupakan salah satu gawai yang ikut membantu terbentuknya ekosistem LTE di Indonesia karena harganya yang murah dan mudah dijangkau oleh masyarakat membuat penyebaran smartfren semakin merata dan luas.
Hisense memang dikenal sebagai vendor dengan produk-produk yang inovatif. Salah satunya yang dikenal luas adalah sebagai perintis ponsel dual SIM card GSM dan CDMA yang dirilis pertama pada tahun 2006 silam. Selain itu untuk mendukung ekosistem pasar smartphone yang sehat di Indonesia, Hisense bekerjasama dengan Smartfren menunjuk perusahaan lokal Indonesia, tepatnya di Batam untuk merakit smartphone 4G.
Sejauh ini, kontribusi Hisense sudah cukup terlihat di Indonesia. Namun, untuk dapat bertahan dan memberi kontribusi yang lebih terhadap perkembangan ekosistem 4G LTE, Hisense hendaknya sadar terhadap strategi pemerintah dalam optimalisasi teknologi 4G LTE di Indonesia. Sehingga nantinya, Hisense dapat menyamakan langkah dengan pemerintah. Optimalisasi teknologi ini, disebutkan oleh Setyanto P. Santosa selaku Ketua Umum Masyarakat Telematika Indonesia (MASTEL), memiliki empat kunci :
1.      Penentuan kebijakan model berkelanjutan pengembangan pita besar (broadband) harus melibatkan partisipasi aktif sektor privat dan pengusaha.
2.      Menentukan cara yang ideal dalam menciptakan harmonisasi spektrum guna memperlancar penerapan teknologi 4G LTE secara publik dan komersil.
3.      Menemukan cara yang tepat agar pelaku industri lokal turut juga mendapat keuntungan sebagai akibat positif dari berkembangnya teknologi 4G LTE. Salah satu modelnya adalah dengan membuka kesempata akses dan penyediaan konten.
4.      Industri manufaktur lokal juga perlu dilibatkan agar bisa dan mau memproduksi perangkat 4G LTE berbiaya rendah.

Dengan memahami strategi ini, harapannya Hisense tetap menjadi pionir utama dalam pengembangan teknologi jaringan mobile di Indonesia. Semoga.
Zakiul Fahmi Jailani

0 comments:

2015,

(1) IOAA 2015 : Unexpected Journey

11:30 PM zakiul fahmi van jailani van hamzah van abdullah 0 Comments

  “Bila kamu tak tahan lelahnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan.”
-Imam Syafi’i-
 Mungkin benar apa yang dikatakan oleh imam Syafi'i bahwa Jika kamu tidak tahan penatnya belajar, maka kamu akan menanggung perihnya kebodohan. Ini pula yang aku rasakan di hari pertama menjadi Liasion Officer di IOAA 2015. IOAA 2015 sendiri adalah kepanjangan dari International Olympiad on Astronomyc and Astrophysics. Ini adalah perhelatan ke-9 dan Indonesia mendapat keistimewaan dengan mengadakannya untuk kedua kalinya setelah Bandung di tahun 2008 pernah menjadi tuan rumah.
     
   Pada awalnya, IOAA 2015 akan diadakan di Bangladesh. Namun, karena negara asal Muhammad Yunus ini tidak siap, maka kemudian di akhir 2014 diputuskan Indonesia lah yang akan mengambil alih perhelatan olimpiade internasional astronomi tingkat SMA ini. Proses perekrutan volunteer dilakukan jauh sebelum tanggal pelaksanaan yaitu tanggal 26 Juli hingga 4 Agustus 2015. Aku sendiri mendaftarkan diri di bulan April, ketika saat itu belum terlalu sibuk dengan skripsi. Alhamdulillah Aku diterima menjadi salah satu Volunteer setelah harus mengunggah video introduction ke Youtube dan wawancara via video call Skype, semua dalam bahasa inggris.
   Beberapa bulan setelah April, aku mendapat kabar bahwa aku lolos dan secara resmi dimasukkan dalam grup Whatsapp Volunteer. Tapi sayangnya, saat itu aku sedang kesusahan mengerjakan skripsi dan ketika tanggal acara sudah semakin dekat, aku antara ragu akan datang atau tidak ke acara tersebut. Setelah beberapa kali berpikir, akhirnya aku memutuskan untuk tetap berangkat dan baru akan mulai mempelajari semua yang berkaitan dengan IOAA 2015 ini pada tanggal 25 Juli, sehari sebelum keberangkatan. Apalagi ini masih dalam suasana idul fitri. Aku dan teman-teman masih memiliki beberapa rumah lagi yang ingin dikunjungi untuk menyambung silaturahmi.

   Tapi, aku hampir saja tidak berangkat. Ketika itu, tanggal 24 Juli malam. Aku mendapat sebuah pesan whatsapp menanyakan perihal persiapan untuk keberangkatan ke IOAA 2015 besok.
"Besok?", Aku bertanya padanya. Sebut saja namanya tuyip.
"Bukannya tanggal 26?", aku tanya lagi.
"Besok!!!!", jawabnya lagi.
Aku tambah bingung. Besok, aku baru akan merangkum semua informasi IOAA 2015 melalui email dan pesan-pesan di Whatsapp Group. Malam itu, mengabaikan panggilan azan Isya, aku bergegas pulang dan menyiapkan segalanya yang diperlukan, dan yang terpenting adalah dresscode. Besok, aku berangkat. Terima kasih untuk tuyip, by the way. ^_____^
#                #                             #
   Persiapan yang mendadak, tidak pernah bercengkerama sesama volunteer di grup whatsapp semakin membenarkan perkataan imam Syafi'i seperti yang aku kutip diatas tadi. Sejak menginjakkan kaki di bandara Adisucipto, perjalanan ke hotel Puri Asri di Magelang hingga briefing di sore hari dan survei lapangan di Borobudur, tampaknya, hanya aku volunteer yang tidak tahu-menahu tentang detil acara IOAA 2015 ini. Aku belum melaksanakan hal yang paling krusial sekalipun, yaitu mengirimkan email perkenalan kepada para delegates yang akan aku layani selama sepuluh hari di Magelang. Sejujurnya, delegates mana saja yang ada dibawah pelayananku pun aku masih tidak tahu. Yang aku tahu cuma Iran doang, itupun setelah di beritahu oleh tuyip. Emangnya aku tugasnya seperti apa sih? Itu saja aku tidah tahu, benar-benar parah deh pokoknya.
   Pada akhirnya aku belajar sedikit demi sedikit dan bertanya kesana-sini. Akhirnya aku tahu bahwa tugasku di event internasional ini adalah menjadi LIASION OFFICER for OBSERVER untuk lima orang, yaitu 3 dari Iran, 1 dari Polandia dan 1 dari Portugal.
   Tapi tetap saja, aku merasa bersalah dan merasa bahwa aku tidak pantas berada disini, mengingat volunteer yang lain sudah berkontribusi banyak sementara skor untukku masih 0. Belum lagi fasilitas yang kami dapatkan di hotel ini sangat mewah : kamar hotel bintang 5 hingga makanan buffet yang mewah. Itulah mengapa, ketika pukul 02.00 Wib pagi seorang makhluk sebut saja haras membangunkanku tiba-tiba mengatakan bahwa aku ditugaskan oleh mbak inel ke Semarang.
   Tanpa banyak tanya, aku pun bangun cepat-cepat, mandi air hangat, dan bergegas menerima tantangan selanjutnya : SEMARANG, untuk menebus keteledoranku.

#       #         #
   Aku pernah mendapatkan oxford dictionary dari ustad/pak guru ku di dayah (pesantren) dulu di masa SMP, kemudian aku juga pernah menjadi juara 1 pidato bahasa inggris sekotamadya dulu di masa SMA. Tapi, itu semua hanyalah kemampuan bahasa inggris diatas kertas, tidak ada istimewanya, plus semua itu sudah berlalu di masa lampau. Sebelum berangkat ke IOAA 2015 ini, aku selalu khawatir dengan pengalamanku saat masih duduk di kelas satu SMA. Saat itu aku lolos menjadi salah satu dari 50 besar kontestan suatu acara English yang disiarkan oleh TVRI. Tapi aku tidak lolos ke tahap selanjutnya karena pada saat wawancara-yang disiarkan TVRI-aku tidak bisa menjawab. Pertanyaannya saja aku tidak mengerti, apalagi untuk menjawab. Sejak saat itu, aku menyadari bahwa listening and speaking ability ku masih jauh di bawah kemampuan rata-rata. Sejak saat itu pula, speaking becoming my arch-enemy, tapi sebaliknya film dan musik dalam bahasa inggris menemaniku menambah perbendaharaan vocabularies dan membantuku melatih pronunciaton.
   Setelah sekian tahun berlalu, sekarang, aku berdiri di depan arrival gate di bandara Ahmad Yani Semarang yang kecil dan sumpek ini menunggui kedatangan rombongan bulek dari berbagai negara. Dengan mata yang masih mengantuk karena kurang tidur semalam, jetlag perjalanan Magelang-Semarang, aku berdiri gugup akan berhadapan dengan ketakutanku selama ini. Tapi beruntung, aku tidak sendiri. Membersamaiku adalah sebut saja namanya affa. Calon dokter dari UNS Solo yang memiliki kemampuan manajemen yang mengagumkan. Dari dia, aku belajar banyak. Pertama-tama dia yang menyambut, aku hanya memperhatikan dan kemudian di kesempatan berikutnya, aku yang akan menyambut delegasi-delegasi yang datang pada jam-jam berikutnya. Jika dilihat dari kejauhan, kira-kira 500 meter gitu, aku hanya menjadi pengekornya saja. Berdiri diam di samping atau di belakangnya sesekali berbicara jika dianggap penting. Aku tidak terlalu banyak membantu juga kecuali melengkapi keberaniannya yang tidak lengkap. Oh iya, disini kami bertemu dengan beberapa orang dari lembaga pariwisata yang ditunjuk oleh pemerintah untuk membantu menyambut delegasi. Mereka adalah, sebut saja mbak kicu, mbak imat, pak irosab dan mas amat dari Jakarta serta nafra yang datang membantu di hari terakhir. Selama tiga hari itulah kami menangani kedatangan delegasi-delegasi dari 41 negara.





0 comments:

School for Nation Leader

(3) School for Nation Leader : Diagram Venn bernama SNL

11:44 PM zakiul fahmi van jailani van hamzah van abdullah 0 Comments

Ada satu kebiasaan yang tidak bisa tidak dihindarkan selama dalam acara penggemblengan ini. Ada 50 orang yang ikut dalam pelatihan ini dan hampir mustahil mampu mengingat nama setiap peserta hanya dalam waktu satu malam saja. Maka, jangan heran jika ada orang yang sudah berkenalan lalu melakukan ritual itu beberapa kali lagi selama acara. Baru setelah beberapa kali itulah semua nama peserta akan bisa diingat. Aku pun demikian, jika sudah lupa, maka berusaha sebisa mungkin untuk tidak canggung bersalaman dan bertanya lagi siapa namanya, nama panggilannya, berasal dari mana dan informasi unik lain yang melekat padanya.

Jika anda pembaca merasa bosan dengan kehidupan sekitar anda yang di kelilingi oleh orang-orang dan rutinitas yang malas tak bersemangat, maka ya, SNL ini adalah tempat yang cocok buat anda merasakan atmosfir yang berbeda. Aku sendiri baru sadar ketika aku bangun di pagi hari ternyata aku benar-benar sedang berada di tengah para aktifis dari seluruh Indonesia. Nama aktifis yang tersemat di dada mereka bukan hanya kebetulan, karena di hari kedua ini, tanpa harus diingatkan seperti anak kecil lagi, mereka bangun shalat shubuh, mandi, olahraga, berangkat ke aula utama dengan tepat waktu. Artinya, mereka sudah mengerti arti dari disiplin itu sendiri. Beda dengan beberapa organisasi dan komunitas yang aku ikuti selama ini. Lamat-lamat aku mengingat, sebenarnya ini adalah salahsatu yang selama ini aku rindukan sejak aku masih di Aceh dulu : berada bersama dan bekerjsama dengan orang-orang profesional yang menghargai waktu.
   Aku sangat bersyukur dapat mengikuti acara ini dan dikelilingi oleh orang-orang hebat seperti mereka. Sama seperti diagram Venn, mahasiswa-mahasiswi hebat ini ibarat lingkaran-lingkaran berwarna yang berkumpul dalam satu pertemuan (intersection) bernama School for Nation Leader 1.
Celakanya, semalam, ketika pembagian kelompok, lingkaran paling kecil dalam diagram Venn itu terpilih untuk menjadi salahsatu dari lima ‘kage’ alias ketua kelompok. Hoegeng, nama kelompok itu, yang diusulkan oleh Syakir Daulay, mahasiswa dari Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Sesuai dengan nama dari pelatihan ini : School for Nation Leader, maka menolak menjadi pemimpin dalam rangkaian acara ini sama juga seperti menciderai memukul habis-habisan nama itu sendiri bukan.


COKROAMINOTO
   Kabar gembiranya, malamnya kami akan nonton film ke bioskop bersama-sama. Ini juga kabar gembira bagi beberapa orang yang tertangkap basah tidak pernah ke bioskop sama sekali sebelumnya dan pengalaman pertama masuk bioskop ini apalagi dengan tiket gratis adalah sesuatu yang patut dirayakan dengan teriakan histeris beberapa peserta akhwat ketika menerima kabar tersebut. Bioskop tersebut katanya terletak di Botani Square, sebuah mall di kota bogor. Jadi sorenya, setelah shalat ashar kami berangkat bersama-sama ke lokasi menggunakan bis yang disewa panitia. Di dalam bis, layaknya mahasiswa pada umumnya, teman-teman semakin rajin merajut tali persahabatan dengan berfoto riang dan bercanda bersama. Bis yang kecil dan panas ini tak terasa menyusahkan kami sedikitpun karena ada payung keteduhan bernama kebersamaan dan canda tawa yang membuat kami merasa adem-adem saja di dalam bis ini.

   Kami makan snack bersama-sama dan makan nasi lagi sesampai di lokasi agar setelah maghrib kami bisa langsung masuk theater. Panitia sengaja mengambil jadwal tayang setelah maghrib karena film ini panjang beud. Durasinya hampir mencapai 3 jam. Masih kurang panjang menurutku, untuk sebuah film tokoh besar sekaliber beliau. Film ini boleh jadi wajib di tonton oleh mahasiswa dan pemuda apalagi mereka yang mengaku berasal dari dalam ruh pergerakan. Pun begitu, aku juga tidak terlalu mengerti mengapa sutradara sekelas Garin Nugroho dan produser ternama Chrisitne Hakim berani-beraninya menempatkan film mereka satu slot penayangannya berbarengan dengan film franchise blockbuster Fast Furious 7. Ini sama saja dengan bunuh diri sehingga jelas saja film yang sangat penting ini sepi peminat. Bagi yang belum nonton, ayo ditonton ya.
   Mengapa film ini penting? Karena film berjudul Guru Bangsa : Tjokroaminoto ini adalah film yang menjelaskan kunci sejarah bagaimana isme-isme besar di indonesia lahir dari seorang Cokroaminoto melalui penggemblengan di rumahnya yang dijadikan kontrakan. Dan dari laporan yang beredar, film ini sepi peminat kalah pamor dari aksi Vin Diesel melawan Jason Statham ditambah dengan nostalgia bersama Paul Walker yang saat ini entah bagaimana dia mampu menjawab malaikat atas pertanyaan : 'man nabiyyuka?'.
   Back to us, untuk menambah keseriusan kami menonton film tersebut, panitia melalui pak Eibisono memberi tugas untuk membuat resume film tersebut dengan ancaman tulisan ini akan menjadi prasyarat untuk bisa mengikuti kelas esok paginya. Dasar seorang aktifis, ya angguk-angguk saja deh. Untuk panitia, dalam hati kami berkata : hanya satu lembar resume dengan waktu terbatas bukan satu dua kali kami lakoni pak. ^__^
   Namun yang terpenting adalah akhirnya kami tahu siapa guru nya Soekarnoe si tokoh nasionalis pertama Indonesia ini. Bapak Cokroaminoto ini memang kurang terkenal namanya dalam buku-buku sejarah negeri kita. Tapi banyak yang tidak tahu ternyata bapak Cokroaminoto ini yang dalam film tersebut diperankan oleh Reza Rahardian itu, adalah juga guru dari para tokoh-tokoh pergerakan lainnya dalam sejarah Indonesia. Bagi yang ketika di sekolah dasar dulu nilai sejarahnya tinggi pasti ingat atau pernah membaca sekilas nama-nama semacam Semaoen, Kartosoewiryo dan Agus salim. Konco-konco ini adalah anak murid daripada pak Cokroaminoto. Lebih tepatnya jika dikatakan beliau adalah bapak kos mereka karena Mereka hidup bersama dalam satu ruangan besar, saling bertukar pikiran, dan tidur satu bantal bersama sepert sahabat di rumah sang guru bangsa yang salahsatu kamarnya disewakan bagi Mereka.
   Nama-nama diatas kemudian mewarnai sejarah perpolitikan indonesia. Semaoen adalah tokoh Sarekat Islam Merah yang ia pecah dari organisasi Sarekat Islam, pimpinan sang guru bangsa sendiri. Sarekat Islam Merah ini kemudian ber metamorfosis menjadi Partai Komunis Indonesia (PKI). Konon, ideologi Semaoen ini terbentuk setelah ia membaca buku karangan pak Cokroaminoto yang berjudul Islam dan Sosialisme.
   Kemudian ada Kartosoewiryoe. Pasca kemerdekaan indonesia, beliau merupakan pendiri Negara Islam Indonesia (NII) yang kemudian dianggap sebagai organisasi pemerintahan tandingan (baca : pemberontak). Kartosoewiryoe kemudian di jatuhi hukuman mati oleh presiden pertama Indonesia yaitu Soekarnoe yang notabene adalah teman satu bantal tidurnya dulu. Oh iya, jika dua temannya cenderung pada ideologi Sosialisme dan Islamisme, maka Soekarnoe pada awal-awal cenderung pada ideologi Nasionalisme walau pada akhirnya nanti bung Karno berusaha untuk menggabungkannya dalam satu ideologi yang ia beri nama sendiri menjadi NASAKOM (Nasionalis, Agama, Komunis). Kabarnya, Soekarnoe saat itu menghabiskan waktu yang sangat lama untuk menandatangani surat keputusan hukuman mati terhadap sahabatnya sendiri. Sejenak aku berpikir, jika tidak berkaca pada sejarah, maka para peserta SNL 1 2015 ini pun bisa jadi nanti akan mengalami nasib yang sama : saling lempar senyum di dalam paviliun di tahun 2015 ini tapi nanti akan saling lempar granat di tahun 2045. Na’udzubillah.
   Dari ketiga tokoh diatas, bisa kita simpulkan pada awalnya Mereka masing-masing seperti sebuah lingkaran kecil kosong dalam diagram Venn sama seperti penjelasan diatas tadi, Mereka bertemu dalam satu irisan dan lambat laun lingkaran-lingkaran itu membesar dengan corak warnanya sendiri. Namun walau Mereka berguru pada satu orang yang sama, bergurau canda dibawah satu atap yang sama dan Mereka adalah sahabat satu sama lainnya, pada akhirnya Mereka harus terlerai dan bahkan saling berbenturan.
   Sekilas SNL 1 ini juga merupakan sebuah upaya meniru apa yang telah dilakukan oleh pak Cokroaminoto dahulu kala. Apalagi, salahsatu bagian lirik dari hymne Negarawan Muda Indonesia menggubah petikan dari kalimat pamungkas dari sang guru bangsa :
Setinggi-tinggi ilmu,
Semurni keyakinan,
Seluas cita-cita,
Sebaik-baik strategi

  Namun bedanya, irisan dalam semesta ini lebih banyak yang diwakili oleh 50 lingkaran dari seluruh Indonesia. Kemudian Kami hidup di dalam paviliun-paviliun nyaman, mendapat fasilitas makan yang enak, sibuk berfoto groufie, terkantuk-kantuk menunggu coffe break kesayangan dan hanya memiliki waktu satu minggu saja untuk bertatap muka satu sama lain. Tapi dengan memanfaatkan kecanggihan teknologi informasi sekarang, apa yang dikatakan Soekarnoe dengan 10 orang pemuda mampu mengguncangkan dunia bukan suatu hal yang mustahil lagi saat ini. Tapi ya itu, asalkan generasi muda saat ini tidak disibukkan menjadi buruh pendidikan, korban teknologi, hamba hedonisme dan alpa melihat dinamika sosial disekitarnya.
            Pak Cokroaminoto dulu pernah menerbangkan pesawat kebangsaan yang berpenumpang orang-orang hebat pada zamannya. Namun karena satu dan lain hal, pesawat itu oleng dan menabrak gunung walau pada akhirnya Indonesia tetap berdiri sebagai satu negara. Kini Dompet Dhuafa --- yang di akhir sesi nanti Aku baru tahu bahwa lembaga ini dilahirkan oleh Republika, Republika dilahirkan oleh ICMI, ICMI dilahirkan oleh Habibie atas dukungan Soeharto dan kedua nama tersebut sudah pasti memiliki hubungan yang erat dengan Soekarnoe yang berguru pada perintis pertama pesawat peradaban bernama Indonesia ini --- melalui program School for Nation Leader 1 berusaha menerbangkan kembali pesawat kebangsaan itu dan berharap pesawat ini mendarat di landasan pacu Indonesia Emas pada tahun 2045 (Tepat 100 tahun kemerdekaan Indonesia). Namun yang musti diingat adalah, jika Kita tidak mempelajari blackbox pesawat kebangsaan Cokroaminoto, maka tanpa ragu Saya mengatakan : Prepare for Impact!!!
            Seperti Diagram Venn, Kita bisa jadi adalah lingkaran yang berbeda-beda warna dan ukurannya, namun hingga akhir hayat, keraskan usaha untuk tetap berada dalam irisan (Intersection) walau apapun kondisinya. Dan semoga tulisan yang ditulis oleh lingkaran terkecil dalam Diagram Venn ini bisa menjadi pengingat bahwa ada badai besar dihadapan Kita : Bersatu dalam pesawat yang sama akan selamat, membuka pintu karena takut sama artinya dengan bunuh diri.

Yogyakarta 30 April 2015

0 comments:

Belanda, Sang Penakluk Alam

9:38 AM zakiul fahmi van jailani van hamzah van abdullah 0 Comments

 BELANDA SANG PENAKLUK ALAM
By : Zakiul Fahmi Jailani
                Alohaaa ... Pada tau gak ternyata Belanda juga pernah dijajah lho. Namun bedanya, Belanda dijajah oleh alam. Serius guys, faktanya 50% dari total wilayah negara kompeni ini terletak satu meter di bawah permukaan laut. Sebagian besar wilayahnya ‘dicaplok’ dan terjajah oleh air. Sehingga, banjir di Belanda berpotensi menghapus eksistensi kehidupan masyarakat Belanda dan memakan korban jiwa yang banyak sekali. Waduw, ngeri ya.
                Nah karena itulah bangsa Belanda tahu sekali cara mengatasi air. Jika ada yang bertanya siapa orang yang mampu melawan keganasan alam, maka jawabannya adalah : Dutch!!! alias orang-orang Belanda.

PERJALANAN PANJANG MELAWAN ALAM
                Guys, wilayah daratan Belanda berada di ujung utara benua Eropa yang disana bersemayam seorang dewa yang telah terkenal akan temperamennya. Hehe. Namanya : laut utara. Nenek moyang orang Belanda tidak punya pilihan lain karena laut ini terletak di daerah strategis dan hasil perikanan nya sangat melimpah. Mau tidak mau Mereka pun menetap disana dan mulai pedekate dengan laut utara yang ganas.
                Singkatnya, akhirnya nenek moyang orang Belanda membangun ini :




Sumber gambar : http://www.jqjacobs.net/archaeo/images/seip_t.jpg
 






               
Itu adalah sistem pertahanan pertama Belanda terhadap air berupa gundukan tanah. Disini Mereka tinggal dan beraktifitas tanpa takut disentuh oleh air pasang. Namun, air laut utara yang pasang yang merangsek diantara celah-celah gundukan tanah tersebut sedikit demi sedikit mengikis gundukan-gundukan tanah kecil dan pada akhirnya pertahanan itu roboh juga oleh erosi.
 Orang Belanda memikirkan cara lain dan pada akhirnya lahirlah sistem pertahanan air generasi kedua yang lebih efektif yaitu : tanggul. Ini adalah tanggul primitif pertama dan kira-kira gambarnya seperti ini :

Sumber Gambar : http://www.citg.tudelft.nl/uploads/RTEmagicC_VanDerPal_PolderConcept.jpg.jpg
     Tanggul ini dibangun dengan dinding-dinding sehingga mencegah air masuk kedalam wilayah Mereka dan menjaga tanah tetap kering. Daerah-daerah yang dapat Mereka lindungi dari serangan air laut utara semakin luas dengan tanggul ini. Seiring berjalannya waktu, benteng ini jebol juga oleh kekuatan air yang meresap dan membuat lemah struktur dasarnya. Sehingga, lambat laun air kembali menggenangi wilayah yang Mereka proteksi dan mau tidak mau bangsa Belanda harus mencari cara untuk mengusir genangan air tersebut.
                Di masa itulah Belanda memperkenalkan sebuah penemuan terbesar Mereka sepanjang sejarah : kincir angin. Fungsinya adalah mengangkat keluar air yang ada didalam wilayah pertahanan dengan cara memanfaatkan keganasan hembusan ganas angin laut utara kemudian ditangkap oleh kincir angin yang menggerakkan gerigi-gerigi besar di dalamnya dan tenaganya di gunakan untuk memompa air laut resapan kembali keluar dari tanah Mereka. Tapi satu kincir angin hanya mampu memompa air keluar dari wilayah yang dekat dan kecil sementara air yang masuk sangat deras dan jauh ke sisi terdalam. Tapi tenang saja, nenek moyang Belanda pun sudah memikirkan jalan keluarnya. Solusinya persis seperti gambar dibawah ini:


Sumber Gambar : http://www.iamexpat.nl/app/webroot/upload/files/Topics/Expat-page/Survival-kit/windmill_23.png
 
               
Untuk mengusir air laut dari daerah-daerah pelosok dan jauh, beberapa kincir angin di bangun berderetan untuk mengeringkan air di seluruh wilayah Mereka secara beruntun. Kini di era modern, kincir angin digantikan oleh mesin pompa air yang lebih efektif dan efisien seperti gambar di bawah ini :


Sumber Gambar : http://www.burnham-on-sea.com/news/2014/flood-pumps-dunball-1.jpg
 














ZUIDERZEEWERKEN
Ternyata duet tanggul dan kincir angin tidak juga mampu mengatasi keganasan laut utara. Apalagi jika marahnya sedang memuncak, tanggul-tanggul itu jebol dan air bah tidak segan-segan mengubah wajah kota-kota besar Belanda sekelas Amsterdam dan Rotterdam  hanya dalam waktu satu malam saja. Contohnya adalah banjir St. Lucia pada tanggal 14 Desember 1287 yang menyisakan korban hingga 80.000 orang dan banjir tanggal 1 Februari 1953 dengan korban berjumlah 1.836. Oleh karena itulah Belanda membangun mega proyeknya yang disebut dengan Zuiderzee yang dicetuskan oleh bapak Cornelis Lely. Ini adalah rangkaian proyek yang mencakup sistem bendungan, saluran air dan reklamasi tanah.
                Pada tau Zuiderzee gak sih? Ini nih salahsatu keajaiban dunia modern. Bendungan Zuiderzee ini menahan laju air laut utara yang dibangun sepanjang 32 km, sehingga mampu menahan keganasan air laut di sebelah utara sementara laut di sisi dalam bendungan menjadi jauh lebih ‘kalem’. Hehe. Pokoknya udah kayak mukjizat nabi Musa aja : membelah lautan. Tidak hanya menahan laju air laut yang ganas, Zuiderzee ini juga merupakan proyek untuk membuat pulau-pulau baru yang berada di bagian laut yang ‘kalem’ tadi.
                Dengan berhasilnya proyek Zuiderzee ini, pada tahun-tahun berikutnya Belanda membangun lebih banyak lagi bendungan diantara pulau-pulau Mereka yang terpisah-pisah. Hingga menyisakan tinggal satu lagi ruang besar sepanjang 9 kilometer diantara pulau Schouwen-Duiveland dan Noord-Beveland. Seperti biasa, Belanda berencana memakai cara lama dengan membangun bendungan besar tertutup untuk menahan laju air laut.
Tapi untuk pertama kalinya dalam sejarah, masyarakat Belanda tidak setuju dengan insinyur Mereka dan menolak pembangunan bendungan ini. Alasannya, karena dengan pembangunan bendungan ini, maka akan mencegah masuknya ikan dari laut lepas dan pada akhirnya memukul industri perikanan lokal . Pembangunan yang sedang berjalan dihentikan sementara dan akhirnya muncul para insinyur-insinyur Belanda generasi baru memberi satu solusi bernama yaitu Bendungan berpintu bernama : Oosterscheldekering. Bendungan ini pada waktu biasa akan selalu terbuka dan hanya akan ditutup ketika badai datang dan tinggi air laut meningkat yang dianggap membahayakan penduduk Belanda.


               









Sumber Gambar : http://imtech.com/NL/ICT/Technical-Systems/TS-Referenties/Oosterscheldekering/TS-Oosterscheldekering.jpg?hid=img;mxw=470;mxh=300
 









                Masalah yang sama juga terjadi dekat lalu lalang kapal laut tersibuk di Eropa : pelabuhan Rotterdam. Insinyur Belanda harus memikirkan cara bagaimana air laut utara yang ganas dapat dibendung ketika waktunya namun juga dapat dilalui oleh kapal laut ketika cuaca cerah. Mereka kemudian membangun sebuah bendungan yang dapat bergeser yang diberi nama :  Maeslantkering.

Sumber Gambar : http://oceans.mit.edu/wp-content/uploads/Maeslantkering-Barrier.jpg
                Seiring berjalannya waktu dan berubahnya iklim dunia, Belanda khawatir air masih akan tetap keras kepala berusaha menaklukkan Belanda. Oleh karena itulah para insinyur Belanda sudah mempersiapkan skenario terburuk di masa depan. Salahsatu strategi perang Belanda melawan air yang paling terkini adalah sebuah rencana yang disebut dengan Room for the River. Inti dari rencana ini adalah mengizinkan air laut masuk dan menggenangi beberapa daerah yang telah di siapkan ketika air bah memuncak namun air ini tetap tidak akan membahayakan. Walau sempat ditentang oleh masyarakat karena melawan paradigma perlawanan terhadap air selama ribuan tahun, namun proyek ini berjalan juga pada akhirnya.

http://www.waterfrontcenter.org/Awards/Awards2011/RiverWaal4.jpg
                Bisa jadi Belanda hanya tinggal nama suatu hari di masa depan nanti karena disapu gelombang air, tapi insinyur-insinyur Belanda pasti tidak akan tinggal diam. Mereka adalah penantang sejati alam dan selama ini Mereka tidak pernah terkalahkan.

0 comments:

School for Nation Leader,

(1) School for Nation Leader : Efek Kupu-Kupu

4:48 AM zakiul fahmi van jailani van hamzah van abdullah 0 Comments

Efek kupu-kupu. Aku berkenalan dengan teori ini dari karya tangan seorang penulis bernama Herry Nurdi di kolom majalah Sabili, dulu saat Aku masih di bangku SMP. Saat itu Aku terkagum-kagum membaca tulisan beliau tersebut dan di banyak kesempatan teori ini benar-benar berlaku padaku. Teori ini juga yang membuatku selalu bersyukur pada ilahi : Aku bersekolah di pesantren Dayah Jeumala Amal di kabupaten pidie jaya yang baru terbentuk, Aku adalah seorang anak SMP kurus yang hidup di daerah yang baru saja di terjang Tsunami dan nyaris tidak bisa keluar dari konflik kemanusiaan berkepanjangan selama 30 tahun bahkan lebih. Hanya mimpi dan harapan serta bantuan Allah, yang membuatku tetap hidup dan bermimpi menapaki jalan yang jauh meski keadaan sekitar yang tidak menyetujui.
  Efek kupu-kupu, sama miripnya dengan efek domino dimana dengan sentuhan kecil saja pada batu pertama, maka akan membuat kekacauan yang luar biasa kepada batu-batu lain yang berdiri berjejer didekatnya. Efek kupu-kupu pun bunyinya persis seperti itu, satu kepak sayap kecil kupu-kupu di hutan Amazon jauh di pedalaman Brazil, mampu menciptakan sebuah tornado besar di New York, Amerika.
Perjalananku menuju Bogor pun begitu. Aku tak akan mendapatkan info tentang acara School for Nation Leader (SNL) ini jika tanpa ada kepakan sayap kupu-kupu yang dihembuskan sukarela oleh teman-temanku dan dari berbagai usaha serta kejadian lain yang mengiringi. Aku bisa saja menolak posisi-posisi yang diberikan, sehingga aku tidak akan berkenalan dengan orang-orang aktif progressif dan inspirasional. Aku bisa saja memilih untuk tidak berani bermimpi jauh, berjalan di jalanan para mahasiswa umumnya, namun aku memilih sebaliknya. Aku bertanya-tanya benarkah keputusanku selama ini, dan SNL adalah salahsatu jawabannya. # # # Forum Indonesia Muda, KAMMI, HMI, BEM SI, adalah beberapa nama forum pergerakan mahasiswa di Indonesia yang Aku selalu ingin menjadi bagian darinya, maka tambahkan satu lagi : School for Nation Leader, sebuah forum mahasiswa yang memiliki visi apa pupuk terbaik yang akan diberikan pada ide dan usaha ini lalu kemudian akan Kami petik bunganya pada tahun 2045 nanti, tepat pada peringatan seabad kemerdekaan Indonesia. Kesan pertama ku terhadap SNL ini jika ku rangkum dalam satu kalimat adalah : calon keluarga baru yang hangat. Maka saat pertama kali panitia meminta Kami yang lolos pada pelatihan ini untuk mengirimkan sms kesediaan apakah bisa mengikuti acara full selama 7 hari, maka Aku pun langsung membalas sms tersebut dengan antusias.
Sejak aku sekolah di pesantren Dayah Jeumala Amal Lueng Putu Pidie Jaya, aku mendapat banyak sekali teman-teman baru yang terangkum dalam sebuah keluarga baru. Tapi calon keluarga baru di SNL ini berbeda. Kita tidak pernah bertemu sebelumnya tapi kita sudah akrab duluan. Hal tersebut sangat mungkin terjadi di zaman informasi seperti ini yang mampu mendekatkan yang jauh, merapatkan yang dekat. Terutama melalui alat sosial media bernama WhatsApp, jauh hari sebelum waktu pertemuan, kami sudah saling memperkenalkan diri, mendo'akan teman yang ujian dan sidang, mak comblang-mak comblangan, menagih makanan daerah masing-masing, hingga mendo'akan anggota keluarga dari peserta lain yang sedang sakit. Aku pun ikut berkontribusi positif dengan menghubungi empat orang peserta asal Jogja melalui WhatsApp. Aku mengajak Mereka untuk berangkat bersama-sama ke Bogor dan respon Mereka sangat positif dan tentu saja mau. Hasilnya, kami bertiga dari jogja ditambah satu peserta dari Solo berangkat bersama-sama naik Kereta Api ekonomi gajahwong jurusan Lempuyangan dan turun di Jatinegara, Jakarta.
Aku mungkin bukan orang yang mudah berkomunikasi dengan orang baru, tapi dengan satu usaha kecil ini, semoga bisa menjadi satu kontribusi untuk merekatkan ukhuwwah kami keluarga baru SNL. Dan tentu saja, melalui acara ini akan ada kepakan-kepakan kecil sayap kupu-kupu lainnya yang akan mengubah hidupku membawaku keliling dunia. Ammiinnn

0 comments:

Aceh,

(6) Darussalam to 'Darussalam' : Ekonomi Kreatif

8:17 PM zakiul fahmi van jailani van hamzah van abdullah 0 Comments

Sudah menjadi salahsatu kebiasaan, bagi seorang anak perantauan setelah atau ketika waktu kelulusannya sudah semakin mendekati, mereka merasakan keresahan. Terutama keresahan bagaimana akan mengarungi derasnya arus tantangan lautan dunia yang luas dengan terputusnya beasiswa dari orangtua. Sebagai keturunan bangsa Aceh, keresahan itu menjadi berlipat ganda pada angka eksponensial karena kualitas sumber daya manusia Aceh yang sangat rendah sehingga sulit ketika bersaing dengan orang lain pada tingkat nasional. Satu-satunya cara lain adalah dengan pulang kembali ke Aceh dan berkarir disana. Namun, masalah lain telah menunggu, tidak adanya lapangan pekerjaan.
Ternyata fakta mengiriskan ini belum berubah sejak puluhan tahun yang lalu. Setidaknya itu yang tergambar ketika Saya beberapa kali mengunjungi rumah salahsatu orangtua Aceh di Yogyakarta bernama pak Adrian. Beliau adalah seorang sarjana ahli kulit yang telah lama tinggal, bekerja dan bahkan menikah dengan wanita Yogyakarta. Beliau bercerita, dulu saat pertama lulus kuliah, seperti kebanyakan mahasiswa asal Aceh di luar daerah beliau langsung pulang ke tanoh indatu untuk bekerja dan memberi kontribusi untuk Aceh. 







Namun, pak Adrian harus dikecewakan karena keahlian beliau belum bisa berbuat banyak di Aceh. Yang beliau dengar adalah lagu lama : tidak ada lapangan pekerjaan. Lantas beliau pun memutuskan untuk kembali ke Jogja dan sampai saat ini berkarir sebagai ahli kulit di kota Malioboro.
Pengalaman yang berbeda di alami oleh beberapa teman saya yang setelah lulus dari studi di Jogja ataupun di daerah lain di pulau Jawa, harus dipaksa oleh waktu untuk pulang ke Aceh. Alsannya biasa : daripada terluntang-lantung di negeri orang, lebih baik menangis darah di tanah kelahiran sendiri meniti karir melakukan apa saja yang bisa dilakukan.
Ketersediaan lapangan pekerjaan, kualitas

0 comments: