Opini

ARIEL, "negeri porno dan lilin negara", serta sebuah kisah

4:44 PM zakiul fahmi van jailani van hamzah van abdullah 0 Comments


       

karikatur
karikatur
     Dengan menghindar dari semua gosip, prakiraan-prakiraan yang tak terduga dan dugaan-dugaan yang terkira, penulis ingin mengangkat sebuah kisah fiktif yang semoga menjadi pencerahan bagi Saya, Kita, Mereka dan Semua. Terima kasih :::::::
              Suatu ketika, sang penyebar dua buah video yang hanya boleh ditonton oleh Mereka yang sudah ‘mimpi basah’ 2 kali, mendatangi orang bijak di negerinya. Orang bijak tersebut adalah seorang tua renta yang telah cukup banyak merasakan asam-garam kehidupan. Orang bijak tersebut di hormati dan disanjungi dinegeri ini yang bernama “negeri porno dan lilin negara”.
            Sang penyebar video tersebut linglung karena Ia telah berbuat sesuatu yang Ia yakini sangat salah karena video tersebut dikonsumsi oleh bukan hanya orang-orang tua, tapi juga anak-anak seumuran jagung yang ingusan.
            Akhirnya, Ia mendatangi si Bijak untuk memastikan apa Ia masih bisa dimaafkan, atau tidak.
Penyebar  : “wahai orang yang tinggi ilmunya, Aku-lah yang telah menyebarkan video tersebut. Aku menyesal. Kini, Aku mendatangimu untuk menanyakan apakah Aku akan dimaafkan???”
Si Bijak    : “tentu saja tidak”
                 Si Penyebar terdiam sejenak. Ia meratapi dosanya yang kini menggunung tinggi tak akan dimaafkan lagi. Ia semakin yakin karena orang paling Bijak di negerinya sendiri tak memberi solusi atas kekhilafan yang telah Ia lakukan dulu itu.
Penyebar  : “lalu... apa yang harus kulakukan???”
Si Bijak    : “pulanglah!!!”

Penyebar  : “pulang???”
Si Bijak    : “ya, pulang kerumahmu. Ambillah bantal kasurmu yang masih utuh terisi kapas. Bawa bantal tersebut ke atas atap dan robeklah bantal itu dengan menggunakan pisau. Kemudian, kembalilah kemari.
                 Si Penyebar pulang dengan membawa banyak pertanyaan dalam pikirannya. Ia tidak menyangka hanya dengan melaksanakan instruksi tersebut, Ia akan dimaafkan begitu saja. Ia melakukan apa yang diperintahkan dan kembali ke hadapan si Bijak.
 
Penyebar  : “aku telah melakukan apa yang Kau perintahkan. Kini, apakah Aku telah dimaafkan???”
Si Bijak    : “Kini kembalilah kerumahmu, dan pungut kembali semua kapas-kapas yang telah beterbangan maupun yang jatuh. Maka dengan itu, Kau telah termaafkan”

                 Si penyebar melongo. Ia tahu melakukan itu adalah mustahil adanya.
Si Penyebar     : “tapi,Aku tak bisa melakukan itu.Mustahil. Itu adalah mustahil”
Si Bijak    : “Maka, kapas itulah video yang telah Kau sebarkan”
Si Penyebar     : “....................................................”
Si Bijak    : “Jika Kau dapat mengumpulkan kembali kapas tersebut, maka Kau telah termaafkan”
WALLAHU'ALAM

Di belahan paling ujung “negeri porno dan lilin negara”, 20 Juni 2010

You Might Also Like

0 comments: