Opini

tanah PEREMPUAN

3:46 PM zakiul fahmi van jailani van hamzah van abdullah 0 Comments

howtohijab2.jpg     Tadi malam, kata orang sih malam minggu. Nah, Jika Anda berjalan-jalan tadi malam diseputaran kota Banda Aceh, maka Anda akan melihat bagaimana mesranya kota Banda Aceh ini. Ya, bagaimana mesranya pasangan muda-mudi 'haram' yang belum menikah berpeluk mesra diatas honda mio (kok, mesti honda mio sih), memakai baju pelangi (maksudnya, warna norak yang mencolok) nan ketat (alah...!!!). Malam ini adalah malam-malam lelaki hidung belang. Malam ini adalah malam dimana perempuan-perempuan tak ada malu lagi, tertipu mentah-mentah yang belum dimasak. Malam ini, aku yakin, ada dari sekian banyak wanita-wanita itu, terenggut kegadisannya secara paksa. Dan, itu semua terjadi di sini, di ACEH, didaerah yang menerapkan syariat Islam pertama di Indonesia. Maka, apa hubungannya dengan judul Kita?
   Rupanya, Jauh disudut sana, dekat dengan Blang Padang, persisnya didekat sebuah monumen pesawat yang pertama x ada di Indonesia, persisnya lagi ada di RRI. Disini sedang dipentaskannya sebuah pementasan karya anak perempuan berdarah Aceh, tentang ACeh, dan kisah-kisah hebat perempuan-perempuan Aceh. Dikala perempuan-perempuan Aceh asli yang sekarang sedang termangu mengumpulkan dosa-dosanya diatas jok-jok honda. Tapi, itu semua hanya kisah, romantisme masa dahulu kala. Memang sih, gue cukup mengapresiasi acara ini. Tapi, bagi Mereka pemimpin-pemimpin yang berwenang yang mungkin terlalu bangga dengan pementasan ini, sudahlah, jangan berlama-lama disitu, tataplah kenyataan. dan kenyataan itu adalah wanita-wanita Aceh sekrang tidaklah seperti WAnita-WAnita Aceh Tempoe Doeloe. Alasannya?
   Ya itu tadi, tak usah kujelaskan lagi. Mau bukti, liat aja bagaimana hiruk-pikuk malam-malam dikota Banda ACeh, salahsatu pusat kejayaan Islam masa dulu. Dan, para pemimpin hanya sibuk dengan pembangunan-pembangunan gedung-gednug, sektor industri tanpa memikirkan pembangunan yang lebih utama : MORAL!!!@##(#$*#$_)#()*$*
   Maka dari itu, tulisan ini bukan untuk menyalahkan pementasan drama. Kami bangsa ACeh sangat bangga dengan Helvy Tiana Rosa yang kiranya sudah bersedia mementaskan drama Tanah Perempuan ini. Tapi, inilah fakta : ACEH KINI BUKAN LAGI TANAH-nya PEREMPUAN suci!!! Setidaknya, Tidak semua perempuannya SUCI lagi. Tubuh Mereka digerayangi, dipeluki, diciumi dan di di di di di yang lainnya(aku tak sanggup membahasnya lagi).
    Aku dan Mereka yang memikirkan tantang nasib Aceh kelak hanya berharap kesadaran dari para pemimpin-pemimpin ACeh. Sudah cukup konflik,dan tsunami, janganlah Kita mengundang berbagai KASIH SAYANG-NYA(Baca : AZAB) yang amat pedih jka Kita rasakan. Bangkitalh Acehku, bangkitalah negeriku, sadarlah pemimppinku.!!!

You Might Also Like

0 comments: