Aceh,
Yogya pun seperti gula. Terkadang sering terlihat di sosial media bagaimana hidup dalam perantauan kelihatannya asyik dan bahkan terasa seperti hebat, karena bisa hidup mandiri jauh dari orangtua. Namun di belakang itu semua tersimpan rapi cerita-cerita sedih yang dirasakan karena tidak bisa bersama dengan orang yang kita sayangi selama hidup Kita. Belum lagi kendala komunikasi yang agak berbeda dengan orang Aceh pada umumnya.
Satu hal yang Saya sarankan kepada Mereka yang ingin mengambil keputusan seumur hidup untuk kuliah jauh dari kampung halaman : Teori Gajah Terbang. Silahkan lihat di google apa itu teori gajah terbang.
(3)3000 km aceh jogja : Gajah Terbang
19 juli
Dimana ada gula disitu ada semut. Beberapa waktu lalu Saya mengikuti sebuah seminar dengan tema keliling dunia menggunakan beasiswa. Pada satu bagian slide presentasi, pemateri meletakkan dua buah emoticon ekspresi tersenyum sementara ekspresi yang satu lagi adalah ekspresi sedih untuk menggambarkan bagaimana bersekolah dengan beasiswa di luar negeri ada senangnya dan tentu ada tantangan dan sedihnya juga. Pemateri menceritakan, saat dilain kesempatan Ia mempresentasikan slide itu di depan salahseorang peserta yang juga temannya yang pernah bersama-sama kuliah dengan beasiswa di Australia, temannya tersebut memprotes beliau dan menyarankan untuk meletakkan seharusnya 6 buah emoticon ekspresi sedih di slidenya dibanding 1 buah emoticon ekspresi senang.
Dimana ada gula disitu ada semut. Beberapa waktu lalu Saya mengikuti sebuah seminar dengan tema keliling dunia menggunakan beasiswa. Pada satu bagian slide presentasi, pemateri meletakkan dua buah emoticon ekspresi tersenyum sementara ekspresi yang satu lagi adalah ekspresi sedih untuk menggambarkan bagaimana bersekolah dengan beasiswa di luar negeri ada senangnya dan tentu ada tantangan dan sedihnya juga. Pemateri menceritakan, saat dilain kesempatan Ia mempresentasikan slide itu di depan salahseorang peserta yang juga temannya yang pernah bersama-sama kuliah dengan beasiswa di Australia, temannya tersebut memprotes beliau dan menyarankan untuk meletakkan seharusnya 6 buah emoticon ekspresi sedih di slidenya dibanding 1 buah emoticon ekspresi senang.
Selama ini Kita kerap merasa iri melihat bagaimana teman-teman yang kuliah diluar negeri memposting foto Mereka yang sedang berdiri bahagia di tengah hamparan salju yang luas membentang di sekitarnya. Setelah itu, Kita pun beramai-ramai menggantungkan mimpi setinggi langit untuk bersekolah di luar negeri. Walaupun tak kesampaian, paling tidak Kita akan jatuh di peluk bintang-gemintang, begitu sabda beberapa teman yang over optimistis tanpa dibarengi dengan usaha keras. Kuliah di luar negeri pun menjadi gula yang kemudian di kerumuni oleh semut-semut. Namun tidak banyak yang sadar bahwasanya momen kesenangan yang tampak pada Kita itu hanya beberapa menit saja dibandingkan dengan jutaan menit yang Mereka habiskan pada review jurnal, laporan tugas, komunikasi dengan native speaker yang sulit, hingga shock culture yang sangat melelahkan batin.
Yogya pun seperti gula. Terkadang sering terlihat di sosial media bagaimana hidup dalam perantauan kelihatannya asyik dan bahkan terasa seperti hebat, karena bisa hidup mandiri jauh dari orangtua. Namun di belakang itu semua tersimpan rapi cerita-cerita sedih yang dirasakan karena tidak bisa bersama dengan orang yang kita sayangi selama hidup Kita. Belum lagi kendala komunikasi yang agak berbeda dengan orang Aceh pada umumnya.
Satu hal yang Saya sarankan kepada Mereka yang ingin mengambil keputusan seumur hidup untuk kuliah jauh dari kampung halaman : Teori Gajah Terbang. Silahkan lihat di google apa itu teori gajah terbang.
0 comments: