Belanda, Sang Penakluk Alam
BELANDA SANG PENAKLUK ALAM
By : Zakiul Fahmi Jailani
Alohaaa ... Pada tau gak ternyata
Belanda juga pernah dijajah lho. Namun
bedanya, Belanda dijajah oleh alam. Serius guys,
faktanya 50% dari total wilayah negara kompeni
ini terletak satu meter di bawah permukaan laut. Sebagian besar wilayahnya
‘dicaplok’ dan terjajah oleh air. Sehingga, banjir di Belanda berpotensi menghapus
eksistensi kehidupan masyarakat Belanda dan memakan korban jiwa yang banyak
sekali. Waduw, ngeri ya.
Nah karena itulah bangsa Belanda tahu sekali cara mengatasi air.
Jika ada yang bertanya siapa orang yang mampu melawan keganasan alam, maka
jawabannya adalah : Dutch!!! alias
orang-orang Belanda.
PERJALANAN PANJANG MELAWAN ALAM
Guys, wilayah daratan Belanda berada di ujung utara benua Eropa
yang disana bersemayam seorang dewa yang telah terkenal akan temperamennya. Hehe. Namanya : laut utara. Nenek moyang
orang Belanda tidak punya pilihan lain karena laut ini terletak di daerah
strategis dan hasil perikanan nya sangat melimpah. Mau tidak mau Mereka pun menetap
disana dan mulai pedekate dengan laut
utara yang ganas.
Singkatnya, akhirnya nenek
moyang orang Belanda membangun ini :
|
Itu adalah sistem pertahanan pertama Belanda terhadap
air berupa gundukan tanah. Disini Mereka tinggal dan beraktifitas tanpa takut
disentuh oleh air pasang. Namun, air laut utara yang pasang yang merangsek
diantara celah-celah gundukan tanah tersebut sedikit demi sedikit mengikis gundukan-gundukan
tanah kecil dan pada akhirnya pertahanan itu roboh juga oleh erosi.
Orang Belanda
memikirkan cara lain dan pada akhirnya lahirlah sistem pertahanan air generasi kedua
yang lebih efektif yaitu : tanggul. Ini adalah tanggul primitif pertama dan kira-kira
gambarnya seperti ini :
Sumber Gambar : http://www.citg.tudelft.nl/uploads/RTEmagicC_VanDerPal_PolderConcept.jpg.jpg
Tanggul ini dibangun dengan dinding-dinding sehingga
mencegah air masuk kedalam wilayah Mereka dan menjaga tanah tetap kering. Daerah-daerah
yang dapat Mereka lindungi dari serangan air laut utara semakin luas dengan
tanggul ini. Seiring berjalannya waktu, benteng ini jebol juga oleh kekuatan
air yang meresap dan membuat lemah struktur dasarnya. Sehingga, lambat laun air
kembali menggenangi wilayah yang Mereka proteksi dan mau tidak mau bangsa
Belanda harus mencari cara untuk mengusir genangan air tersebut.
Di masa itulah Belanda
memperkenalkan sebuah penemuan terbesar Mereka sepanjang sejarah : kincir angin.
Fungsinya adalah mengangkat keluar air yang ada didalam wilayah pertahanan dengan cara memanfaatkan keganasan hembusan ganas angin laut utara kemudian
ditangkap oleh kincir angin yang menggerakkan gerigi-gerigi besar di dalamnya
dan tenaganya di gunakan untuk memompa air laut resapan kembali keluar dari
tanah Mereka. Tapi satu kincir angin hanya mampu memompa air keluar dari
wilayah yang dekat dan kecil sementara air yang masuk sangat deras dan jauh ke
sisi terdalam. Tapi tenang saja, nenek moyang Belanda pun sudah memikirkan jalan keluarnya. Solusinya persis seperti
gambar dibawah ini:
|
Untuk mengusir air laut dari daerah-daerah pelosok
dan jauh, beberapa kincir angin di bangun berderetan untuk mengeringkan air di
seluruh wilayah Mereka secara beruntun. Kini di era modern, kincir angin
digantikan oleh mesin pompa air yang lebih efektif dan efisien seperti gambar
di bawah ini :
|
ZUIDERZEEWERKEN
Ternyata duet tanggul dan kincir angin tidak juga
mampu mengatasi keganasan laut utara. Apalagi jika marahnya sedang memuncak, tanggul-tanggul
itu jebol dan air bah tidak segan-segan mengubah wajah kota-kota besar Belanda sekelas
Amsterdam dan Rotterdam hanya dalam
waktu satu malam saja. Contohnya adalah banjir St. Lucia pada tanggal 14
Desember 1287 yang menyisakan korban hingga 80.000 orang dan banjir tanggal 1
Februari 1953 dengan korban berjumlah 1.836. Oleh karena itulah Belanda membangun
mega proyeknya yang disebut dengan Zuiderzee
yang dicetuskan oleh bapak Cornelis Lely. Ini adalah rangkaian proyek yang
mencakup sistem bendungan, saluran air dan reklamasi tanah.
Pada
tau Zuiderzee gak sih? Ini nih
salahsatu keajaiban dunia modern. Bendungan Zuiderzee
ini menahan laju air laut utara yang dibangun sepanjang 32 km, sehingga mampu menahan
keganasan air laut di sebelah utara sementara laut di sisi dalam bendungan
menjadi jauh lebih ‘kalem’. Hehe.
Pokoknya udah kayak mukjizat nabi Musa aja
: membelah lautan. Tidak hanya menahan laju air laut yang ganas, Zuiderzee ini juga merupakan proyek
untuk membuat pulau-pulau baru yang berada di bagian laut yang ‘kalem’ tadi.
Dengan berhasilnya proyek Zuiderzee
ini, pada tahun-tahun berikutnya Belanda membangun lebih banyak lagi
bendungan diantara pulau-pulau Mereka yang terpisah-pisah. Hingga menyisakan tinggal
satu lagi ruang besar sepanjang 9 kilometer diantara pulau Schouwen-Duiveland dan Noord-Beveland. Seperti biasa, Belanda berencana memakai cara lama
dengan membangun bendungan besar tertutup untuk menahan laju air laut.
Tapi
untuk pertama kalinya dalam sejarah, masyarakat Belanda tidak setuju dengan insinyur
Mereka dan menolak pembangunan bendungan ini. Alasannya, karena dengan
pembangunan bendungan ini, maka akan mencegah masuknya ikan dari laut lepas dan
pada akhirnya memukul industri perikanan lokal . Pembangunan yang sedang
berjalan dihentikan sementara dan akhirnya muncul para insinyur-insinyur
Belanda generasi baru memberi satu solusi bernama yaitu Bendungan berpintu
bernama : Oosterscheldekering. Bendungan ini pada waktu biasa akan selalu terbuka
dan hanya akan ditutup ketika badai datang dan tinggi air laut meningkat yang dianggap
membahayakan penduduk Belanda.
|
Masalah yang sama juga terjadi
dekat lalu lalang kapal laut tersibuk di Eropa : pelabuhan Rotterdam. Insinyur
Belanda harus memikirkan cara bagaimana air laut utara yang ganas dapat
dibendung ketika waktunya namun juga dapat dilalui oleh kapal laut ketika cuaca
cerah. Mereka kemudian membangun sebuah bendungan yang dapat bergeser yang diberi
nama : Maeslantkering.
Sumber Gambar : http://oceans.mit.edu/wp-content/uploads/Maeslantkering-Barrier.jpg
Seiring berjalannya waktu dan
berubahnya iklim dunia, Belanda khawatir air masih akan tetap keras kepala berusaha
menaklukkan Belanda. Oleh karena itulah para insinyur Belanda sudah
mempersiapkan skenario terburuk di masa depan. Salahsatu strategi perang
Belanda melawan air yang paling terkini adalah sebuah rencana yang disebut
dengan Room for the River. Inti dari rencana
ini adalah mengizinkan air laut masuk dan menggenangi beberapa daerah yang telah
di siapkan ketika air bah memuncak namun air ini tetap tidak akan membahayakan.
Walau sempat ditentang oleh masyarakat karena melawan paradigma perlawanan
terhadap air selama ribuan tahun, namun proyek ini berjalan juga pada akhirnya.
http://www.waterfrontcenter.org/Awards/Awards2011/RiverWaal4.jpg
Bisa jadi Belanda hanya tinggal
nama suatu hari di masa depan nanti karena disapu gelombang air, tapi
insinyur-insinyur Belanda pasti tidak akan tinggal diam. Mereka adalah penantang
sejati alam dan selama ini Mereka tidak pernah terkalahkan.
0 comments: