Merdeka Informasi
Sebagai pengguna smartphone, saya seringkali
terheran-heran. Mengapa ya orang-orang pada gila dengan alat canggih yang satu
ini? Sampai-sampai Saya yang baru beberapa bulan lalu mengalami musibah
kejatuhan hape di jalan, tidak
beberapa lama kemudian entah darimana pokoknya harus ada uang secepat mungkin
untuk mengganti hape yang hilang tersebut.
Padahal, jika harga hape pertama dan hape yang sekarang digabungkan, nilainya
bisa mencapai 4 juta lho. Kok bisa ya?
Mungkin teman-teman
yang lain juga pernah merasakan hal yang serupa. Selama ini Anda tidak punya
cukup uang untuk bahkan jalan-jalan keluar kota dengan teman-teman (Ini khusus
untuk kasus mahasiswa dengan orang tua berpenghasilan pas-pasan ya ...). Tapi
jika sudah kepincut dengan iklan sebuah merek hape, dukun pun bertindak.
Iya kaleee ...
Yang pasti tidak
perlu ditanya lagi, pasti Anda akan berusaha sekeras mungkin mengumpulkan uang
demi membeli hape itu. Apakah itu
harus menyisihkan uang jajan dari orangtua, atau harus bekerja lembur setiap
malam jaga warnet di samping kos-kosan (SemangKa ... Semangat Kakak ... ).
Ternyata guys, (Mulai serius ne ... -___- ) tingkat
konsumtif Kita masyarakat Indonesia terhadap perangkat canggih seperti hape itu berasal dari perpaduan antara
budaya internet Kita yang juga lagi booming
di Indonesia terutama budaya ber internet ria di situs sosial media berbanding
lurus dengan kesejahteraan ekonomi kalangan menengah yang juga lagi meledak.
Jadi, kalo rumusnya disederhanakan :
(Gila gadget) = (Budaya ber internet di
sosmed) X (Kesejahteraan ekonomi)
Sekarang coba lihat
datanya guys, biar jangan dikira Saya
bohong gitu khan. Dalam laporan NIELSEN(tanya sama mbah google ya siapa mas NIELSEN
itu), diantara negara Asia Tenggara, hanya Indonesia yang empat dari lima
aktivitas online – nya semuanya
berhubungan dengan sosial media. Terus dari data SEMIOCAST (tanya sama mbah
google lagi ya ... hehehe ... Sori
mbah ditanyain terus ...), Jakarta ibukota negara Kita yang tercinta itu adalah
kota paling ribut di Twitter se dunia. Kemudian Bandung juga termasuk yang
paling ribut di Twitter tepatnya duduk manis di peringkat 6. Jangan berpikiran
aneh dulu, Ini hal yang positif lho guys.
Bayangkan jika Indonesia itu paling ribut di salahsatu dari dua situs sosial
media terbesar di dunia, Kita dapat dengan mudah mempromosikan Indonesia mulai
dari budaya seni, film, hingga produk buatan dalam negeri ke seluruh dunia
tanpa harus mengeluarkan biaya keliling dunia. (Horeeee ... Plok ... Plok ...
Plok ...).
Ini serius lho guys. (Coba deh serius dulu) Dalam laporan Uni Telekomunikasi Internasional,
pengguna telepon genggam dengan akses internet mencakup 29,5% dari seluruh
penduduk dunia. Jika seluruh penduduk bumi saat ini semuanya berjumlah 7,1
miliar jiwa, itu berarti sepertiga penduduk bumi atau 2 miliar jiwa mengakses
informasi melalui telepon genggam (Beuh
...). Tau gak itu artinya apa? Itu artinya ada 2 miliar pasang mata yang dapat
Kita promosikan barang-barang buatan Indonesia bro. Kalo mau jual kerupuk seharga Rp.100 per bungkus saja, terus
di promosikan melalui sosial media. Terus kalau saja setengah dari 2 miliar
pasang mata itu tertarik terus mau membeli kerupuk Kita, kalian dijamin kaya
mendadak guys. Tinggal di hitung aja
:
Rp. 100.000.000.000
= Rp.100 x 1.000.000.000 pengguna internet melalui hape
Tau gak cara baca angka diatas? Seratus
miliar rupiah. Benar? Pinter ... Selamat... Anda telah menjadi juragan kerupuk dunia. Go
Internasional nih yeee ... hehehe. Kayak AgnesMo aja lu.
Awan
Hitam Bernama Internet
Guys, di atas langit budaya internet di
Indonesia, ternyata ada awan hitam berarak-arak yang menggelayuti. Tentu semua tahu
khan kalau internet disebut juga
dengan dunia virtual. Nah itu artinya, dunia virtual adalah dunia yang tidak
nyata dan dibangun atas dasar angan-angan dan imajinasi manusia. Jika di dunia nyata
Kita ada yang namanya negara, kemudian muncul batas-batas negara, diterapkannya
aturan-aturan dan undang-undang. Maka di dunia virtual hal semacam itu nyaris
tidak ada. Setiap individu ber status pengguna internet bebas melakukan apa
saja di internet. Hampir semua hal yang ingin di perlihatkan maka sah-sah saja
untuk di tampakkan di internet. Makanya, internet itu nilainya juga sama seperti
pisau bermata dua. Ia akan berguna jika digunakan dengan tepat, namun tidak
sungkan juga bisa membunuh penggunanya. Membunuh karakter, adab, nilai-nilai, hingga
pandangan seseorang terhadap dunia.
Kabar
baiknya guys, masyarakat Indonesia patut bangga dengan pemerintah Kita karena di
bawah kementrian Departemen Komunikasi dan Informasi, Mereka telah bersusah
payah memblokir situs pornografi. Dan pornografi itu merupakan salahsatu wujud
dari penggunaan pisau yang salah di internet yang berdampak buruk. Pun begitu,
filterisasi oleh Depkominfo dibawah pimpinan menteri Tifatul Sembiring ini
tidak lah cukup mengingat manusia memiliki seribu jalan untuk mencapai
tujuannya. Istilahnya ya guys :
banyak jalan menuju Roma. Hehehe. Maka oleh itu memang filter yang paling
sempurna itu adalah dari diri manusia itu sendiri. Sehingga walau berjuta-juta
konten yang merusak terpampang di depan Kita, tapi jika batin Kita menolak, ya konten
itu tidak akan pernah ter akses.
Selain
pornografi dan konten lain yang merusak, ada juga wilayah abu-abu yang berada
diantara konten-konten yang merusak dan yang berguna. Wilayah abu-abu ini
menyediakan konten-konten netral yang tidak merusak juga tidak terlalu berguna.
Misalkan saja sosial media. Namun jika digunakan tidak berimbang dan berlebihan,
konten yang berada di dalam wilayah abu-abu ini menjurus kepada hal yang
sia-sia.
Masyarakat
indonesia terutama remaja sebagai pengakses internet terbanyak di Indonesia
masih belum bisa memilah aktivitas mana saja yang bermanfaat dilakukan di
internet. Aktivitas internet yang seharusnya dipergunakan sebaik-baiknya untuk
menunjang aktivitas akademik berganti dengan aktivitas membuang-buang waktu
seperti chatting dan lain sebagainya.
Tidak ada yang salah dengan chatting
dan sosial media. Namun, penggunaanya sering tidak berimbang sehingga kegiatan
sia-sia lebih sering dilakukan. Nah sekarang, mari Kita mulai dari diri Kita
sendiri untuk menggunakan internet sebaik-baiknya ya guys. Jangan asyik chatting-an
mulu.
Internet
Bagi Pendidikan
Sebenarnya, ada hal
lain yang bisa Kita manfaatkan dari fenomena budaya internet di Indonesia yang
lagi marak saat ini. Sebut saja pendidikan. Apalagi guys, pendidikan selama ini kan kesannya mahal tuh. Terus,
pendidikan juga biasanya adalah barang mewah yang hanya diperuntukkan bagi
masyarakat yang berpenghasilan saja. Kemudian, pendidikan lebih banyak tersedia
di perkotaan dan jarang bisa diakses oleh masyarakat pelosok. Nah, dengan
internet, terlebih internet yang dapat diakses melalui perangkat portable
seperti telepon genggam atau smartphone,
wajah pendidikan Indonesia bisa di operasi plastik guys. Hehehe ... Bukan di make
up lho ... seperti yang biasa dilakukan oleh pejabat pemerintah Kita selama
ini.
Pendidikan
sendiri, berperan sangat penting bagi kemajuan bangsa dan negara yang baik dan
modal utama penggerak ekonomi bangsa. Sering familiar gak sih dengan istilah knowledge
based economy? Istilah ini sering muncul di media berita dan menjadi
perhatian khusus dari pemimpin bangsa ini. Selain itu, kesuksesan sebuah negara
saat bersaing dalam ekonomi global yang ketat itu bergantung sekali kepada
level pendidikan pekerjanya. Intinya nih teman-teman sekalian, pendidikan itu
sangat penting.
Nah, karena
pendidikan itu sangat penting tapi pendidikan di Indonesia sendiri masih
memiliki banyak rapor merah, internet bisa menjadi alternatif untuk menciptakan
pendidikan gratis, mudah didapat, serta berpihak pada masyarakat kelas bawah.
Kenapa harus pendidikan berbasis internet? Cekidot
guys :
1.
Internet
dapat memfasilitasi pertukaran informasi antar individu tidak hanya dalam satu
negara bahkan dengan seluruh pengguna internet di seluruh dunia.
2.
Internet
juga memberikan akses kepada banyak konten-konten penting yang tersedia dalam
bahasa asing dari seluruh dunia sehingga menambah dinamika berpikir pelajar.
3.
Pendidikan
formal dalam ruang kelas dinding empat tergantikan dengan internet yang
menjadikan seluruh dunia tanpa batas-batas dinding.
4.
30
sampai 45 pelajar dalam satu kelas di sekolah menjadi 2,4 miliar pengguna
internet dunia.
5.
Buku-buku
pustaka yang terbatas pengetahuannya serta mahal dan berat di pikul dengan
ransel bisa didapatkan secara mudah, gratis dan berlimpah di pustaka-pustaka
online.
6.
Internet
menjadikan para pengajar sebagai fasilitator ilmu ketimbang menjadi penyedia
ilmu.
Nah, sudah jelas
kan mengapa pendidikan berbasis internet lebih unggul dibandingkan dengan
pendidikan tradisional. Internet jelas telah terbukti dapat menutupi kekurangan
fisik yang dimiliki pendidikan formal.
Nantinya guys, pendidikan Indonesia akan memiliki
sebuah metode pendidikan baru yang terbuka, fleksibel, up to date, dan interaktif. Teknologi dan alat komunikasi berbasis
website yang menunjang kolaborasi dan partisipasi aktif para pelajar membuat
batasan-batasan antara pendidikan formal dan non-formal akan terhapus. Hal-hal
yang tidak mungkin selama ini seperti halnya pendidikan jarak jauh, kerjasama
virtual, komunitas belajar online dan akses ke sumber daya dan database yang
luas tak terbatas akan terwujudkan. Itulah beberapa kemungkinan yang ditawarkan
internet untuk perkembangan pendidikan di Indonesia.Asyik bener khan ...
Model pendidikan
ini akan memberikan akses tidak terbatas tanpa membedakan jenis kelamin, tak
terbatas ruang, tak terhalang status sosial-ekonomi dan latar belakang etnis
serta tidak menghalangi Mereka yang sakit ataupun cacat untuk mengecap
pendidikan tingkat tinggi.
Pendidikan
dan Smartphone
Dengan perkembangan
budaya internet dan meledaknya animo masyarakat Indonesia terhadap smartphone, Indonesia dengan mudah dapat
mengawinkan keduanya untuk keperluan pendidikan. Hal itu bukanlah sesuatu yang
mustahil mengingat beberapa negara juga sudah berhasil melakukannya.
Berikut adalah
beberapa contoh penunjang pendidikan berbasis smartphone yang terhubung dengan internet maupun tidak yang sudah pernah diterapkan oleh negara-negara di
dunia :
1.
Pakistan
memanfaatkan SMS atau pesan singkat untuk memerangi buta aksara di negara
Mereka.
2.
Program
Dr. Math On Mxit yang mengajarkan matematika kepada pelajar Afrika melalui
pesan singkat pula.
3.
Republik
Korea Selatan mencanangkan program 5 tahun semenjak 2011 hingga 2016 untuk
mengubah semua pelajaran yang tertera di buku cetak menjadi buku elektronik
agar para pelajar yang tidak memiliki cukup dana dapat mendapat buku elektronik
yang murah bahkan gratis.
4.
Di
Ghana, sebuah aplikasi berbasis sistem operasi android dikembangkan untuk
menangkap dan menampilkan data-data yang berkaitan dengan sekolah dan
fasilitas-fasiltas di sekitarnya. Aplikasi ini dapat menunjang perencanaan
pendidikan di tempat-tempat terpencil di seluruh negeri.
5.
Nigeria
baru-baru ini telah meluncurkan salahsatu kampanye proyek pengentasan
kemiskinan ter ambisius di dunia. Proyek ini melibatkan website dan aplikasi
berbasis sistem operasi Android guna mengumpulkan, mengolah dan menampilkan
kumpulan data dari profil seluruh sekolah di negara tersebut seperti kondisi
fisik sekolah, kelengkapan infrastruktur, jumlah guru, ketersediaan alat bantu
ajar serta buku pada setiap sekolah hingga sampai data tentang ketersediaan air
minum bersih terdekat di sekitar
sekolah.
Merdeka Informasi
Untuk mendukung kemerdekaan
informasi yang memudahkan pendidikan bagi 240 juta masyarakat Indonesia, pemerintah
Indonesia melalui perusahaan telekomunikasi terbesarnya yaitu Telkomsel memiliki
cita-citanya tersendiri yaitu broadbanding
the country. Artinya adalah menghubungkan Indonesia yang luas ini melalui jaringan
internet berkecepatan tingkat tinggi yang dapat di akses melalui perangkat teknologi
dimana saja di setiap jengkal kepulauan Indonesia.
Namun, jalan terjal menghubungkan
seluruh Indonesia melalui internet masih sangatlah jauh. Tengok saja laporan
komisi broadband internasional,
Indonesia menduduki peringkat ke 110 dengan penetrasi broadband sebesar hanya 1,1 persen saja. Ini membuat Kita ketinggalan
lima tahun ke belakang dengan negara-negara lainnya di dunia.
Tapi jangan bersedih guys, karena usaha itu semakin hari
semakin ditingkatkan. Salahsatu keseriusan pemerintah adalah dengan menggelar
program Indonesia Digital Network atau disingkat IDN. IDN ini sendiri terbagi
lagi menjadi beberapa program yaitu Indonesia Digital Ring, Indonesia Digital
Acces serta Indonesia Digital Convergence. Nantinya program yang diharapkan
rampung pada tahun 2015 ini akan menghubungkan Indonesia mulai dari Sumatera
sampai Papua sejauh lebih dari 26 ribu kilometer.
Dengan berbagai upaya ini, semoga
pendidikan Indonesia dapat merdeka dari kungkungan model pembelajaran
tradisional yang bermasalah dan terlalu mahal bagi masyarakat kelas bawah. Dengan
begitu, pendidikan Indonesia akan kembali ke fungsi dasarnya selama ini yaitu
memerdekakan manusia. Semoga Indonesia dapat maju dan bangkit berdiri sejajar
dengan negara-negara maju lainnya di dunia ini dan dapat ber konstribusi memperbaiki
dunia menjadi tempat yang lebih baik lagi. Amiiinnn ...
Wassalam
...
0 comments: